1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

USA Pakistan

19 Februari 2010

Selain di Afghanistan, militer AS juga aktif di Pakistan yang dikenal sebagai tempat persembunyian Taliban. Dan juga terus mendesak agar Pakistan lebih giat melawan terorisme.

https://p.dw.com/p/M6PJ
Foto: AP Graphics/DW

Pakistan secara tradisional merupakan mitra Amerika Serikat. Hal ini berlangsung sejak masa perang dingin, ketika India masih bermitra dengan Uni Soviet. Namun hubungan kedua negara itu memburuk setelah Amerika Serikat menginvasi Afghanistan pada tahun 2001 dan meruntuhkan kekuasaan Taliban. Salah satu alasannya: karena Taliban merupakan hasil bentukan Dinas Rahasia Pakistan, ISI. Alasan kedua: Kelompok etnis Pashtu merupakan tulang punggung Taliban dan 70 persen kelompok etnis ini menetap di Pakistan.

Di wilayah perbatasan Pakistan-Afghanistan yang bergunung-gunung itu banyak anggota Taliban yang bersembunyi. Dari situlah mereka melancarkan sejumlah aksi serangan terhadap pasukan ISAF di Afghanistan. Dulu Dinas Rahasia Pakistan berusaha menjamin kepentingannya di Afghanistan melalui Taliban. Amerika Serikat pun sudah lama menekan Pakistan agar memerangi Taliban.

Di Amerika Serikat, para pemimpin menyadari bahwa tak mungkin memenangkan perang di Afghanistan, selama Pakistan masih melindungi Taliban. Karenanya, Presiden Amerika Serikat menunjuk diplomat kawakan Richard Holbrooke sebagai utusan khusus untuk kawasan itu. Bantuan pembangunan senilai milyaran Dolar digunakan untuk menekan pemerintah di Islamabad. Militer Amerika Serikat juga aktif melancarkan serangan dengan pesawat tanpa awak dan menewaskan sejumlah pemimpin Taliban. Namun juga tak sedikit korban sipil yang tewas. Penangkapan Mullah Salam dan Mullah Baradar untuk pertama kalinya menunjukan keberhasilan strategi pemerintahan Obama. Kerjasama ISI dan CIA kali ini membuahkan hasil.

Di Washington, sejumlah kalangan melihat perubahan dalam hubungan Amerika-Pakistan. Selama ini pemerintah Pakistan berusaha menunjukan bahwa tindakan yang dilakukannya bukan atas desakan Amerika Serikat. Hal ini bisa mengguncang sistim politik Pakistan dan menempatkan kaum radikal di posisi kekuasaan. Bila itu terjadi Pakistan akan menjadi resiko keamanan, hal yang di masa pemerintahan George W. Bush kerap diperhatikan.

Penangkapan pemimpin Taliban di Pakistan baru-baru ini juga menguntungkan Barat. Saat ini Amerika Serikat melancarkan ofensif besar-besaran di Afghanistan Selatan. Sampai kini tanpa hasil. Kini ada harapan, bahwa dengan dukungan Pakistan, Taliban di Afghanistan bisa digiring ke meja perundingan, dan janji penarikan seluruh militer asing dari Afghanistan di tahun 2012, bisa dipernuhi seperti yang pernah dijanjikan oleh Presiden Obama.

Matthias von Hein / Edith Koesoemawiria
Editor: Asril Ridwan