1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kendalikan Protesa Lewat Pikiran

Klaus Deuse10 Mei 2013

Masyarakat yang menua di Jerman membutuhkan semakin banyak produk teknologi kedokteran. Tim kreatif perusahaan SNAP mengembangkan teknologi yang mampu mengendalikan protesa dengan kekuatan pikiran.

https://p.dw.com/p/18Utv
Foto: SNAP GmbH

SNAP adalah singkatan dari "Sensor Basierte Neuronal Adaptive Prothetik" atau sensor saraf bagi protesa. Perusahaan ini bermarkas di kota Bochum. Di ruangan terbesar SNAP, uji coba penemuan dilakukan. Beberapa orang yang menjadi "kelinci percobaan" dipasangi kabel sensor dan berjalan di atas treadmill.

Astra Kohlmann mengamati secara seksama data pengukuran di monitor. Treadmill dilengkapi dengan plat pengukur tekanan yang merekam setiap langkah dan meneruskannya kepada komputer. Kohlmann menjelaskan, "Yang diukur adalah kekuatan tekanan, cara kaki menapak, dan bagaimana kaki bergerak setelah menapak."

Perintah Berjalan dari Otak

Para obyek uji coba juga mengenakan penutup kepala yang memiliki 17 elektroda. Sistem ini juga merekam aktivitas otak saat melakukan gerakan. Pemimpin proyek Profesor Hartmut Weigelt menjelaskan, "Elektroda ini bisa mereka bagian otak seluas dua sentimeter persegi dengan kedalaman tiga milimeter."

Pada teknologi yang dikembangkan SNAP, frekuensi direkam pada berbagai bagian otak yang berbeda. Khususnya, bagaimana mata melihat lingkungan sekitar saat melangkah dan bagaimana bagian otak yang bertugas untuk kemampuan motorik mengubah impuls yang ada menjadi sebuah gerakan. Data ini menyuplai informasi yang dibutuhkan agar bisa mengendalikan protesa lewat sinyal saraf.

SNAP Sensortechnik
Teknologi sensor SNAP mampu kendalikan protesa lewat pikiranFoto: SNAP GmbH

Weigelt menambahkan, pada manusia yang tidak memiliki cacat tubuh, proses gerakan terjadi di luar kesadaran lewat pengendalian melalui otak kecil dan sumsum tulang punggung. Alat yang dikembangkan SNAP membantu menemukan sinyal yang berhubungan dengan proses berjalan.

Protesa Turut Berpikir

Tujuan akhir adalah membuat protesa yang mampu membantu pemakainya melakukan hampir semua gerakan dengan cacat tubuhnya. Pengendalian mekatronik memastikan protesa menjalankan perintah sinyal dari otak, seperti bagian tubuh yang asli. Protesa semacam ini memungkinkan aktivitas olahraga seperti naik gunung. Karena protesa ini tidak berfungsi sebagai pengganti kaki, tapi sama seperti kaki asli.

Secara teori, produk SNAP ini bisa membantu para pemakai protesa untuk memiliki kebebasan lebih dalam bergerak. Namun, direktur SNAP Uwe Seidel mengatakan, untuk sementara ini "produknya diperuntukkan perusahaan penelitian." Seperti produsen protesa dan klinik yang menangani pasien amputasi.