1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Keputusan Pembebasan Suu Kyi Masih Ditunggu

12 November 2010

Isu dan spekulasi seputar kemungkinan pembebasan pemenang Nobel Aung San Suu Kyi terus beredar di penjuru Birma, Tetapi junta militer tak mengeluarkan sepatah katapun tentang apakah Suu Kyi akan dibebaskan atau tidak.

https://p.dw.com/p/Q74s
Poster besar menuntut pembebasan Aung San Suu Kyi di depan Kedubes Inggris di Jakarta, Februari 2010Foto: AP

Apakah junta militer akan membebaskan Aung San Suu Kyi saat masa tahanan rumahnya berakhir Sabtu (13/11)? Sejumlah laporan media mengutip pejabat resmi, sumber di kalangan pemerintah dan sumber-sumber yang punya hubungan baik dengan junta, bahwa pemimpin tertinggi Myanmar Jendral Than Shwe telah menandatangani perintah bagi pembebasan Suu Kyi.

Tetapi, di salah satu negara paling terisolasi di dunia, hanya sedikit orang di luar lingkaran inti Than Shwe yang betul-betul tahu apa yang sedang terjadi. Para pengamat dan diplomat yang ditugaskan di Myanmar mengatakan, bahkan para menterinya tidak mengetahui banyak hal terinci. Seorang pejabat pemerintah Myanmar mengatakan, ia yakin Suu Kyi akan dibebaskan, tapi ia tidak dapat mengkonfirmasi hal itu.

Ini sifat dasar Than Shwe dan rejimnya, kata David Mathieson, pengamat Myanmar dari Human Rights Watch yang berkantor di negara tetangga, Thailand. Infomasi tentang pembebasan Suu KYi tidak diketahui oleh orang-orang pemerintahan, partai Suu Kyi, apalagi para pengamat. Tak ada satu orangpun yang lebih tahu daripada orang lain. Yang diketahui hanyalah bahwa masa tahanan rumah Suu Kyi akan berkahir Sabtu, 13 November, sisanya bagian dari spekulasi, kata Mathieson.

Banyak pihak melihat kaitan antara pembebasan tokoh demokrasi Myanmar, atau Birma, Aung San Suu Kyi, dengan pemilu yang diselenggarakan junta militer akhir pekan lalu. Pemilu pertama dalam 20 tahun terakhir itu, mudah ditebak, dimenangkan oleh Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan, bentukan militer. Pemilu yang secara luas dinilai cacat dan curang demi menjamin berlanjutnya kekuasaan junta militer di Myanmar.

Dengan kondisi seperti ini, sangat mungkin rejim mencari legitimasi internasional dengan membebaskan Suu Kyi pada saat ia merupakan ancaman kecil bagi pembentukan pemerintah baru. Atau kebalikannya, pembebasan tokoh demokrasi Myanmar itu dilihat junta sebagai ancaman bagi proses politik saat pemerintah baru belum lagi dibentuk.

Tim pengacara Suu Kyi mengaku tidak mendengar apapun tetapi mengatakan mereka yakin ia akan dibebaskan sesuai jadwal.

Ratusan orang menunggu di jalan di luar rumah Suu Kyi yang dijaga ketat, di Yangon, seiring dengan merebaknya desas-desus bahwa ia akan dibebaskan. Sekitar 400 orang berkumpul di depan markas partainya, NLD. Banyak di antara mereka membawa poster bergambar wajah Suu Kyi. Toh banyak juga yang berpendapat, harapan akan pembebasan Suu Kyi jauh dari kenyataan, untuk saat sekarang, ketika Myanmar berada dalam transisi, dari kediktatoran menuju demokrasi yang didominasi militer.

Dan di sebuah negara dimana pengadilan selalu melayani militer, apapun bisa jadi alasan untuk memperpanjang masa tahanan Suu Kyi. Kali terakhir, ia dianggap melanggar aturan tahanan rumah setelah seorang warga Amerika Serikat berenang menyeberangi danau dan bersembunyi di rumahnya. John Yettaw akhirnya dideportasi sementara Suu Kyi terpaksa mendekam lebih lama sebagai tahanan rumah.

Renata Permadi/dpa,rtr

Editor: Yuniman Farid