1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kerja Dinas Rahasia AS Tidak Terkontrol

20 Juli 2010

Harian Washington Post melaporkan, dinas rahasia AS tidak terkoordinasi dengan baik pekerjaannya. Tidak diketahui berapa pengeluaran dan berapa orang yang bekerja baginya.

https://p.dw.com/p/OQ5X
Fort Meade, Maryland NSA National Security Agency - gedung dinas keamanan nasional AS.Foto: dpa - Report

"Top Secret America' - demikian seri tulisan dari tiga artikel keseluruhan yang dimuat harian Washington Post hingga Rabu (21/07). Sekarang pun artikel tersebut sudah menimbulkan perdebatan. Harian tersebut mengatakan, bahwa semenjak serangan teror 11 September 2001, langkah yang diambil dinas intelijen rahasia Amerika Serikat tidak terkontrol lagi. Tidak ada yang tahu berapa anggaran yang telah dikeluarkan dan berapa orang yang terlibat.

Salah satu penulis artikel tersebut, Dana Priest, mengatakan, mitra bicaranya yang menduduki jabatan tinggi di Kementrian Pertahanan mengakui, bahwa mereka mengabaikan laporan dan analisa dinas rahasia yang setiap harinya mencapai jumlah 50 ribu. Pada saat itu lah, banyak informasi penting yang luput.

"Sistem itu begitu besar dan tidak saling berkomunikasi. Sehingga para pimpinan pun tidak tahu berapa banyak orang yang bekerja, berapa biayanya, dan apakah sistem kerjanya dalam bidang tertentu efektif atau tidak. Banyak pekerjaan tidak perlu yang dilakukan oleh beberapa orang. Misalnya saat dinas pemerintah mengerjakan hal yang sama seperti yang lain dan tidak saling mengenal. Contoh favorit saya: mengikuti alur uang dari dan ke organisasi teroris. Ada 25 dinas pemerintahan yang mengurusinya dan mereka mengatakan mereka tidak saling tahu menahu," dipaparkan Dana Priest.

Ketakutan akan serangan teror berikutnya, menyebabkan uang pembayaran pajak mudah disalurkan bagi urusan keamanan dan dinas rahasia. Di Washington saja, dan sekitar Virginia serta Maryland, ada 33 gedung tambahan bagi pekerjaan top secret. Lagipula menurut Washington Post, jumlah orang yang diijinkan untuk berada di gedung dan ruangan paling rahasia bertambah secara dramatis. Mereka yang berhak mengakses dokumen dan informasi rahasia tingkat tinggi sekarang berjumlah kurang lebih 850 ribu orang. Tetapi jumlah ini pun tidak ada yang bisa memastikan.

"Kami mewawancarai menteri pertahanan Robert Gates dan direktur CIA Leon Panetta. Gates misalnya mengatakan ia frustasi karena ia sendiri kesulitan untuk memperoleh informasi rahasia atau untuk mengetahui berapa banyak operasi dinas rahasia yang tengah dilakukan oleh departemennya. Tidak ada orang di pemerintah yang menghitung pekerja yang mendapat kebebasan akses ke dokumen keamanan. Kami dibantu beberapa orang menemukan metode untuk menghitungnya. Mereka juga sangat tertarik dengan hasil yang kami temukan. Ini bisa dilihat dalam situs internet kami." Demikian pernyataan Dana Priest kepada stasiun berita MSNBC.

Gates dan Panetta mengatakan kepada Priest, mereka akan menyusun strategi melawan terorisme yang lebih efektif. Leon Panetta, yang mengusulkan rencana 5 tahun bagi CIA, menambahkan, berkurangnya anggaran negara adalah alasan utama untuk mengurangi pengeluaran yang berlebihan itu. Tetapi Priest berpendapat, pekerjaan dinas rahasia tidak bisa dipangkas begitu saja tanpa mengetahui siapa yang bekerja untuk siapa dan apa yang tengah dikerjakan.

Dan rintangan berikutnya, tema perang melawan terorisme begitu dipolitisasi. Orang yang berani mempertanyakan jumlah aparat keamanan, segera dianggap sebagai sosok yang lemah terhadap terorisme.

Silke Hasselmann/Vidi Legowo-Zipperer

Editor: Hendra Pasuhuk