1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kerusuhan di London

7 Agustus 2011

Demonstrasi damai berakhir dalam kerusuhan yang menyebabkan sejumlah polisi luka-luka dan 42 orang ditangkap.

https://p.dw.com/p/12CeS
A police officer stands guard in front of a burned police car in Tottenham, north London, Sunday, Aug. 7, 2011 after a demonstration against the death of a local man turned violent and cars and shops were set ablaze. One police officer was hospitalized and seven others were injured during riots after a north London suburb exploded in anger Saturday night following a gathering to protest the Thursday shooting by police of the 29-year-old. (Foto:Akira Suemori/AP/dapd)
Polisi berdiri di depan salah satu mobil polisi yang dibakar.Foto: dapd

Setelah terjadinya kerusuhan besar di Tottenham, London, 42 orang ditangkap hari Minggu kemarin (07/08). Adrian Hanstock dari kepolisian London, Scotland Yard mengatakan, beberapa orang yang berniat melakukan kejatahan bercampur dengan demonstran yang menjalankan aksi protes dengan damai. Sabtu malam (06/08) perusuh membakar sejumlah rumah, toko, super market, sebuah bus susun dan beberapa mobil polisi. Polisi dilempari batu, botol dan dibakar. Sejumlah toko juga dijarah.

Hanstock juga mengatakan Minggu kemarin, "Kejadian tadi malam tidak dapat diterima, dan kekerasan yang meningkat dengan cepat ini adalah sesuatu yang tidak disetujui oleh penduduk sekitar, dan tidak diterima. Hari ini kami mengusahakan ketenangan dan rekan-rekan kami dari daerah sekitar, mitra kami dan penasehat independen meyakinkan penduduk Tottenham, bahwa kami ada di sini untuk menjaga keselamatan mereka."

Awal Kerusuhan

Awal kerusuhan itu adalah kematian seorang pria bernama Mark Duggan dari Tottenham hari Kamis lalu (04/08). Duggan yang berusia 29 tahun ditembak mati polisi. Banyak orang yang berdemonstrasi damai tidak percaya, bahwa Mark Duggan melepaskan tembakan terlebih dahulu. Penyelidikan di dalam tubuh kepolisian masih berlangsung.

A burned bus is seen in Tottenham, north London, Sunday, Aug. 7, 2011 after a demonstration against the death of a local man turned violent and cars and shops were set ablaze. One police officer was hospitalized and seven others were injured during riots after a north London suburb exploded in anger Saturday night following a gathering to protest the Thursday shooting by police of the 29-year-old. (Foto:Akira Suemori/AP/dapd)
Bus yang dibakar di Tottenham (07/08/11)Foto: dapd

Kembali Adrian Hanstock dari Scotland Yard, "Kematian Mark Duggan sangat disesalkan. Ini akan diselidiki secara terpisah oleh komisi yang mengurus keluhan di kepolisian. Komisi bekerja sama erat dengan keluarga Duggan, sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka." Hanstock mengatakan, 26 polisi luka-luka. Dua dari mereka masih berada di rumah sakit. Menurut keterangan Scotland Yard, setidaknya seorang dari mereka menderita luka di kepala akibat bentrokan dengan para perusuh.

Seorang juru bicara Perdana Menteri David Cameron menyebut kerusuhan tidak dapat diterima. Jurubicaranya juga menyatakan, tidak ada alasan apapun yang bisa membenarkan serangan terhadap polisi dan masyarakat, demikian halnya dengan kerugian harta benda.

Menjaga Ketenangan

Api yang disulut Sabtu malam sudah padam Minggu pagi, tetapi polisi tetap berjaga-jaga dan mengosongkan lokasi untuk mengadakan investigasi. Pejabat kepolisian mengatakan mereka terkejut dengan tingkat kekerasan yang tiba-tiba timbul dari aksi protes yang berjalan damai. Komandan Stephen Watson dari kepolisian London menyebut kekerasan tersebut meresahkan. Mereka yang bertanggung jawab tidak akan dibiarkan lolos.

Demonstrasi diorganisir keluarga dan teman-teman Mark Duggan. Seorang pengikut protes mengatakan, Duggan bukan orang yang menyenangi kekerasan. Ia terlibat sesuatu, tetapi ia tidak pernah melukai siapapun. Bentrokan Sabtu malam tersebut kembali membangunkan ingatan akan pembunuhan brutal atas seorang polisi di Tottenham, setelah kerusuhan terjadi tahun 1985.

bbc/dpa/Marjory Linardy

Editor: Luky Setyarini