1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

151210 Italien Randale

15 Desember 2010

Di ibukota Italia, Roma, terjadi kerusuhan terburuk sejak 30 tahun, yang disulut oleh hasil pemungutan suara dalam mosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri Silvio Berlusconi.

https://p.dw.com/p/QbI4
Mobil van polisi yang juga menjadi korban pembakaran di Roma, Selasa (14/12)Foto: AP

Setelah dalam pemungutan suara yang dimenangkan Silvio Berlusconi, sejumlah aksi yang tadinya berlangsung dengan damai berubah menjadi kerusuhan. Selama beberapa jam, ratusan orang , melakukan perusakan di pusat kota Roma. Di kawasan pertokoan Via del Corso dekat gedung parlemen dan Via Cola di Rienzo, para perusuh membakar mobil, merusak toko, membuat barikade dan terlibat bentrokan dengan polisi.

Asap tebal membubung di pusat kota Roma yang diselingi suara ledakan. Polisi menggunakan granat gas air mata dan menghadapi perusuh dengan tindakan keras, memukul beberapa diantaranya, juga setelah mereka ditangkap. Kejadian itu kesemuanya ditayangkan secara langsung oleh pemancar televisi. Sebagian besar toko langsung ditutup, di tengah ramainya warga yang berbelanja menjelang hari Natal. Sementara wisatawan yang ketakutan berusaha melarikan diri.

Menurut catatan sementara, sekitar 40 orang ditangkap, sekurangnya 120 orang cedera termasuk juru kamera dan 60 orang polisi. 22 orang yang mengalami cedera terpaksa dirawat di rumah sakit. Walikota Roma Alemanno mengatakan, "Itu merupakan tindakan agresi tanpa dasar yang sangat memalukan, dan sama sekali tidak dapat dibenarkan baik dari segi sosial atau politik."

Yang juga ikut menyulut terjadinya kerusuhan adalah membelotnya 10 anggota parlemen yang tanpa diduga memberikan suaranya bagi Silvio Berlusconi. Dengan demikian ia terhindar untuk dilengserkan. Massimo Donadi dari partai IdV mengatakan, "Terdapat 10 anggota parlemen, dua diantaranya dari partai kami dan delapan dari partai lainnya yang memberikan suaranya bagi Berlusconi. Bila tidak terdapat kesepuluh penghianat ini, maka hasil yang sekarang diperoleh akan lain."

Pihak oposisi menuduh Berlusconi menyogok anggota parlemen dengan uang yang mencapai setengah juta Euro untuk setiap suara atau menjanjikan akan memperoleh jabatan politik. Hal ini sudah jelas, karena setelah Berlusconi berpisah dengan mitra koalisinya, Fini, sekurangnya ia akan kekurangan tujuh suara.

Sementara, mengenai hasil pemungutan suara yang dimenangkannya, Perdana Menteri Silvio Berlusconi berkomentar, "Pada menit-menit terakhir terdapat beberapa orang dari kelompok Fini, yang berada di bawah tekanan psikologis. Makanya yang menentang kami berkurang dari yang kami perhitungkan."

Yang dimaksud Berlusconi tentu saja adalah tekanan psikologis dari kubu penentangnya. Dan ia sama sekali tidak menyebut adanya pengaruh dari pihaknya, meskipun pihak oposisi berpendapat lain.

Stefan Troendle/Asril Ridwan

Editor: Andriani Nangoy