1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kesempatan Kedua Bagi Joachim Gauck

16 Maret 2012

Beberapa hal yang tidak terduga harus terjadi, hingga Joachim Gauck kembali menjadi calon presiden Jerman. Kali ini, ia akan mendapat dukungan penuh.

https://p.dw.com/p/14LcF
Foto: dapd

Sebenarnya sosok seperti Joachim Gauck tidak lagi dibutuhkan di sebagai perwakilan publik Jerman. Ia seorang pejuang HAM dari Jerman Timur. Kedikatoran yang ia lawan sudah menjadi masa lalu. Sejak Angela Merkel menjadi kanselir, sudah ada wakil timur di pucuk pimpinan negara. Namun, tetap saja Gauck yang diinginkan untuk mengisi jabatan presiden Jerman menggantikan Christian Wulff yang mundur Februari lalu.

Tahun 1999, nama Joachim Gauck sudah pernah disebut-sebut sebagai kandidat calon presiden. Dulu ia lebih terkenal dari beberapa menteri kabinet Gerhard Schröder. Selama hampir sembilan tahun ia adalah "pejabat khusus negara urusan dokumen dinas rahasia Jerman Timur - Stasi". Sekitar 2700 pegawai berada di bahwa kepemimpinannya.

Tokoh independen

Nominasi Gauck di tahun 2010 bertujuan untuk mempersulit posisi Angela Merkel dan koalisinya. Presiden Jerman Horst Köhler secara mengejutkan mengundurkan diri dan Gauck mungkin berharap pemerintah yang berkuasa akan menerima tawaran oposisi dan mendukungnya sebagai kandidat. Namun, Gauck tidak sesuai dengan konsep Merkel waktu itu. Ia ingin meloloskan kandidatnya sendiri dan menunjukkan kemampuannya mengendalikan pemerintahan koalisi. Jadi Christian Wulff yang terpilih, setelah pemungutan suara di putaran ketiga.

Joachim Gauck gratuliert Christian Wulff
Joachim Gauck beri selamat Christian Wulff dalam pemilihan presiden 2010Foto: picture-alliance/dpa

Tahun ini sulit bagi koalisi untuk menemukan calon seperti Wulff. Oposisi kembali mengajukan Joachim Gauck. Saat koalisi pemerintah, partai FDP, bersedia untuk mendukung Gauk, Merkel tidak punya pilihan, selain menyetujuinya.

Merkel akan bisa bekerja sama

Ironisnya, Angela Merkel mungkin akan memperoleh presiden yang pada awalnya tidak ia inginkan, tetapi akan lebih cocok dengannya dibandingkan oposisi. Gauck pernah menyebut dirinya sebagai "kiri, liberal konservatif". Tetapi pola pikirnya tetaplah liberal bebas, yang tidak semudah itu sepaham dengan kubu kiri.

Pressekonferenz im Bundeskanzleramt Bundespraesident
Angela Merkel dan GauckFoto: dapd

Gauck mengritik gerakan "Occupy Wall Street" sebagai hal yang tidak ada gunanya. Thilo Sarrazin, yang di tahun 2010 mengeluarkan buku tentang gagalnya integrasi pendatang muslim dan menimbulkan kontroversi di Jerman, disebut Gauck sebagai sosok yang "berani". Dulu dan sekarangpun, Gauck tidak mendukung tesis Sarrazin. Ia memuji Sarrazin, karena berani melawan peraturan "benar secara politik". Karena ini termasuk paham kebebasan Gauck, yang menolak setiap bentuk larangan berpikir.

Bebas sejak masa remaja

Gauck, seorang teolog, lahir tahun 1940 di Rostock. Putra kapten militer itu menolak untuk masuk organisasi kepemudaan Jerman Timur "Junge Pioniere" dan "Freie Deutsche Jugend". Dinas rahasia Jerman Timur, Stasi, dengan segera tertarik pada pendeta yang tidak segan mengungkapkan pendapatnya itu, yang relatif terlindung oleh lingkungan gereja. Gauck sadar bahwa sikap kritis, terutama dalam sebuah kediktatoran, bukan sesuatu yang jatuh dari langit atau bisa dituntut dari semua orang. "Jauh sebelum ada perlawanan, oposisi atau ketidaktergantungan, kondisi untuk itu harus lebih dulu disiapkan. Karena itu peran orang tua dan pendidikan sejak dini sangat penting,“ dikatakan Gauck.

Joachim Gauck mit Lebensgefährtin Daniela Schadt
Joachim Gauck dan pasangan hidupnya Daniela SchadtFoto: picture-alliance/dpa

Topik tentang kebebasan, secara sosial politik maupun rohani, senantiasa mendapat perhatian dari Gauck. Ayah empat anak ini berupaya mengembangkan kebebasan di timur Jerman saat DDR mendemokrasikan diri tahun 1989/90. Sebagai anggota gerakan hak sipil "Forum Baru", Gauck dipilih sebagai anggota parlemen dan ketua komisi khusus untuk peninjauan pembubaran dinas rahasia Jerman Timur, Stasi. Ia meletakkan fondasi bagi pembentukan dinas penyidik dokumen Stasi.

Aktivis HAM Jerman Timur lainnya, menuduh Gauck lebih tidak mau mengambil sikap yang jelas dibandingkan menentang kebijakan. Namun, ini tidak akan lagi menjadi masalah, setelah ia menjabat sebagai presiden Jerman.

Peter Stützle / Vidi Legowo-Zipperer

Editor: Yuniman Farid