1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kesulitan Uang, IS Potong Gaji Gerilyawan

20 Januari 2016

Serangan bertubi-tubi terhadap infrastruktur perekonomian Islamic State memaksa kelompok teror tersebut memangkas gaji pejuangnya secara drastis. Keputusan tersebut berlaku untuk semua pejuang, terlepas dari posisinya.

https://p.dw.com/p/1Hh4i
Foto: picture-alliance/abaca/Balkis Press

Kelompok teror Islamic State sedang dilanda krisis keuangan. Menurut aktivis kemanusiaan, IS memotong gaji gerilayawannya di Irak dan Suriah secara drastis. Gaji yang awalnya mencapai 800 US Dollar per bulan, kini menjadi sekitar 200 US Dollar.

Kabar tersebut diungkapkan Pemantau Kemanusiaan Suriah. Mereka melampirkan sebuah surat edaran dari pimpinan IS, yang menyebut pemotongan gaji terpaksa dilakukan lantaran "situasi darurat."

"Keputusan ini tidak mengandung pengecualian, terlepas dari apapun posisinya," begitu bunyi tulisan tersebut. Namun begitu IS tetap berkomitmen terhadap sumbangan bahan pokok sebanyak dua kali dalam sebulan.

Temuan tersebut dipublikasikan Syrian Observatory for Human Rights. Organisasi yang bermarkas di London, Inggris, tersebut merujuk pada jejaring aktivis kemanusiaan di Suriah. Kendati sulit dikonfirmasi, informasi yang dipublikasikan SOHR selama ini terbukti benar.

Sejak koalisi anti teror yang digalang Amerika Serikat dan Rusia beroperasi, Islamic State banyak mengalami kemunduran. Terakhir militer AS mengklaim berhasil menghancurkan sebuah bank yang menyimpan jutaan dollar cadangan devisa Islamic State.

Serangan udara yang dilancarkan 11 Januari di Mosul, Irak, tersebut termasuk strategi baru AS menghancurkan pondasi keuangan IS. "Serangan itu berlangsung baik. Kami memperkirakan kerugiannya akan mencapai juttan US Dollar," ujar Jendral Lloyd Austin, Kepala Komando Pusat militer AS kepada CNN.

"Digabungkan dengan serangan lain terhadap instalasi produksi minyak dan gas milik ISIS, serta kapasitas distribusi, serangan terhadap infrastruktur ekonomi dan sumber keuangan lainnya, Anda bisa bertaruh IS akan cepat kehabisan uang."

AS menilai salah satu daya tarik utama Islamic State untuk pejuang asing adalah kemakmuran yang ditawarkan. Selain mendapat gaji besar, pejuang IS mendapat kiriman bahan makanan dan disediakan tempat tinggal yang relatif mewah.

rzn/yf (ap,rtr,guardian)