1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KH Abdurrahman Wahid ’Gus Dur’ Meninggal Dunia

30 Desember 2009

Mantan Presiden Indonesia periode 199-2001 Abdurrahman Wahid dikenal dunia sebagai tokoh intelektual yang giat menganjurkan pluralisme dan dialog umat beragama.

https://p.dw.com/p/LHLP
Presiden Wahid bersama Wapres Megawati di Istana Merdeka, 17 Agustus 2000.Foto: AP

Gus Dur meninggal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta hari Rabu (30/12) sekitar pukul 18.45. Pekan lalu, ia sempat menjalani perawatan di RS Jombang Jawa Timur, setelah kelelahan usai melakukan kunjungan ke makam ayahnya dan ke beberapa pondok pesantren. Ia kemudian diterbangkan ke Jakarta Sabtu lalu dan dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo.

Gus Dur lahir di Jombang 4 Agustus 1940. Ia sempat menempuh pendidikan di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir dan di Universitas Baghdad, Irak sampai tahun 70-an. Ia juga sempat bermukim di Jerman dan Belanda.

Gus Dur dikenal sebagai tokoh intelektual yang punya cakrawala luas. Ia sangat gigih mempromosikan pluralisme. Tahun 1993, ia mendapat penghargaan Magsaysay dari pemerintah Filipina atas usahanya mengembangkan dialog antar agama. Ia juga membuka hubungan dengan kalangan intelektual Israel dan menjadi anggota Dewn Pendiri Shimon Peres Center di Tel Aviv, Israel. Gus Dur menjadi anggota aktif kelompok dialog tiga agama, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi. Untuk upayanya menggulirkan dialog antar agama, Gus Dur menerima banyak penghargaan internasional.

Di era reformasi, Gus Dur mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan setelah pemilu tahun 1999 terpilih presiden RI. Masa kepresidenan Gus Dur penuh dengan kericuhan politik. Ia akhirnya kehilangan dukungan di MPR dan tahun 2001 digantikan oleh Megawati Sukarnoputri.

Selain senang membaca, Gus Dur juga dikenal sebagai pecinta musik klasik dan penggemar sepakbola. Banyak tokoh yang mengenalnya mengaku kaget mendengar berita kepergian Gus Dur. Ia meninggalkan seorang istri dan empat anak perempuan.

Hendra Pasuhuk
Editor: Ayu Purwaningsih