1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Israel Larang Novel Cinta Arab-Yahudi di Sekolah

1 Januari 2016

Ketakutan bangsa Yahudi terhadap pernikahan campur dorong pemerintah Israel larang sebuah novel yang kisahkan hubungan asmara antara tahanan Palestina dan perempuan Yahudi. Keputusan itu memicu hujan kritik

https://p.dw.com/p/1HWph
Symbolbild Kind Lesen Bücher Stapel
Foto: Fotolia/olly

Bagaimana memahami ketakutan bangsa Yahudi terhadap asimilasi dan pernikahan campur bisa dilihat dari kericuhan yang muncul di Israel akibat sebuah novel.

Karena khawatir akan memicu semakin banyak pernikahan antara Yahudi dan Arab, Kementerian Pendidikan Israel melarang sebuah novel yang berkisah tentang percintaan antara tahanan Palestina dan seorang perempuan Yahudi dari kurikulum sekolah.

Israel Dorit Rabinyan
Penulis buku "Borderlife", Dorit RabinyanFoto: Getty Images/AFP/G. Cohen-Magen

Keputusan melarang buku berjudul "Borderlife" itu sontak mendulang kritik pedas. Pemerintah di Yerusalem antara lain dituding melakukan sensor. Tapi Kementerian Pendidikan sebaliknya merasa memiliki alasan.

"Remaja yang sedang tumbuh cendrung tidak memiliki pandangan yang sistematis soal bagaimana menjaga identitas sebuah bangsa dan arti sebuah asimiliasi," tulis seorang pejabat Dinas Pendidikan Israel, Dalia Fenig, dalam sebuah surat kepada dewan kurikulum.

Namun dalam wawancara dengan stasiun radio militer, Fenig mengutarakan alasan lain ihwal larangan terhadap novel Borderlife. Menurutnya Kementerian Pendidikan telah memiliki buku lain yang juga menggambarkan kisah cinta antara Yahudi dan Arab, sehingga tidak ada kebutuhan buat menambahkan novel yang memiliki muatan serupa.

Sejak larangan itu diumumkan, penjualan novel Borderlife melonjak drastis.

Menteri Pendidikan Israel, Naftali Bennett sendiri membela keputusan departemennya. Ia berdalih penulis buku tersebut mencoba menggambarkan serdadu Israel sebagai seorang yang "sadistis," dan kisah cinta antara perempuan Israel dan tahanan Palestina.

"Haruskah saya memaksa remaja Israel membaca buku ini?" tukasnya. Bennett berdalih departemennya "bukan Kementerian Kebudayaan dan orang bisa membaca apapun di luar sesuka hatinya. Tapi kami harus membuat prioritas," imbuhnya.

Isu sensitif

Pernikahan campur dan asimilasi yang dinilai dapat menghilangkan kemurnian darah Yahudi adalah salah satu isu sensitif di Israel. Biasanya pasangan Arab-Israel hidup secara terpisah dari masyarakat.

Kekhawatiran tersebut semakin diperparah dengan tingginya angka pernikahan campur di antara kaum Yahudi Amerika. Tahun lalu, seorang anggota parlemen Israel bahkan meluapkan amarah di media saat mendengar kabar bahwa putra Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berpacaran dengan perempuan Norwegia yang bukan Yahudi.

Namun penulis novel Borderlife, Dorit Rabinyan, menilai keputusan Kementerian Pendidikan sedikit ironis, mengingat "novel ini justru mengolah isu ketakutan Israel terhadap asimilasi dengan bangsa Arab yang hingga kini masih ada."

rzn/as (ap,rtr,guardian)