Kilas Balik Sains dan Teknologi 2014

Tahun 2014 diawali dengan harapan. Peneliti universitas Tübingen dan Institut Paul-Ehrlich, Langen, Jerman, mempublikasikan terobosan baru dalam perang melawan Kanker. Studi tersebut mengungkap, virus Campak yang telah dimodifikasi dan disusupkan ke dalam sel induk Tumor mampu membunuh sel kanker dengan efektif. Hasil serupa juga dicapai dengan beberapa jenis virus yang lain.

Sebuah penelitian di Tanzania menggunakan hewan pengerat untuk mendeteksi gejala dini Tuberkulosis pada anak-anak. Sejenis tikus besar terkenal karena indera penciumannya yang tajam dan sering digunakan untuk mendeteksi ranjau darat. Deteksi dini bisa mencegah infeksinya berkembang menjadi kronis.

Lembaga penelitian Bauhaus Luftfahrt, April silam mengumumkan berhasil memproduksi bahan bakar pesawat dari tenaga matahari. Proyek yang dibiayai Uni Eropa dan Airbus itu berhasil memproduksi Kerosin dari Karbondioksida dan air. Prosesnya dalam reaktor melibatkan pereaksi Redox dengan hasil produksi gas sintetis yang kemudian diubah menjadi bahan bakar cair.

Bahwa komputer dapat menyamar menjadi manusia, terbukti pada Juni lalu dalam sebuah turnamen sains di University of Reading, Inggris. Peneliti memprogram komputer yang bereaksi seperti manusia dalam obrolan chatt di internet. Cuma sepertiga yang menaruh kecurigaan bahwa rekan berbicaranya benar-benar manusia.

Awal Mei jurnal ilmiah Nature mempublikasikan penelitian, di mana ilmuwan memperpanjang DNA sebuah bakteri sebanyak dua gugus penyusun alias Nukleotida. Dari empat Basa nukleotida yang ada, peneliti bisa menambahkan dua lainnya. Dengan temuan itu dunia medis berharap bisa mengembangkan antibiotika yang lebih efektif buat manusia.

Peneliti Skotlandia berhasil memproduksi darah buatan dengan memanfaatkan sel punca manusia dewasa. Temuan yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature itu juga mengungkap, dengan sel induk pluripotent, peneliti bisa memproduksi darah segar dalam jumlah besar.

Pada konfrensi AIDS di Melbourne, Juli lalu, ilmuwan Denmark mengklaim berhasil memancing virus HIV keluar dari sel yang menjadi tempat persembunyiannya dengan menggunakan obat-obatan Kanker, Romidepsin. Harapannya, virus aktif bisa terlihat oleh sistem kekebalan tubuh dan dilumpuhkan.

Penemu mikroskop fluoresens, William E. Moerner, Stefan Hell dan Eric Betzig, mendapat penghargaan Nobel di bidang Kimia. Temuan mereka menggeser batas-batas teori optik mikroskop yang menggariskan tidak ada benda yang bisa dilihat jika ukurannya lebih kecil dari 200 nanometer. Peneliti berhasil mengungkap struktur-struktur sangat kecil dengan mengaktifkan dan mematikan molekul tertentu.

Kendati terkesan banal, tiga pencipta lampu LED, Shuji Nakamura, Isamu Akasaki dan Hiroshi Amano mendapat nobel Fisika berkat penemuannya. Mereka menemukan dioda yang memancarkan cahaya biru. Temuan itu membuka jalan bagi pengembangan lampu LED berwarna putih seperti yang kita kenal saat ini.

Edvard dan May-Britt Moser mendapat hadiah Nobel kedokteran untuk penemuannya yang mengungkap sistem navigasi di dalam otak manusia. Melalui eksperimen dengan tikus, merka menemukan keberadaan sel syaraf yang mampu memproyeksikan pola kisi yang membentuk ruang. Sel lain mengisyaratkan batas ruang atau arah gerakan kepala.

Akhir tahun 2014 peneliti mampu memproduksi vaksin yang bisa membunuh dua jenis galur virus Ebola. Obat tersebut telah melewati pengujian fase pertama yang membuktikannya dapat diterima tubuh manusia. Sementara uji fase kedua dan ketiga rencananya akan dilakukan tahun 2015.