1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dari Sahabat DW

10 Oktober 2013

DW Bahasa Indonesia sudah 50 tahun. Anda sudah lama mengenal DW? Ada pengalaman menarik yang bisa Anda bagikan? Ini kisah-kisah dari sebagian sahabat DW, yang kami kumpulkan dari Facebook DW Bahasa Indonesia.

https://p.dw.com/p/19xST
Gedung pusat Deutsche Welle di BonnFoto: DW/L. Tarek

HAPPY BDAY DW Bahasa Indonesia....Terima kasih kepada ibuku yang mengenalkan Deutsche Welle Bahasa Indonesia sewaktu kecil (waktu itu dengar pakai radio gelombang aw/mw kalau tidak salah...). Yang lucunya, radio satu-satunya itu, saya yang merusakkan.... Gara-gara saya, yang umur tujuh tahun ketika itu, sok tahu dan ingin menjadi tukang servis, sedia bongkar tidak sedia pasang... Kenang-kenanganan yang lucu tapi tak lucu....

Wahyu Dean Ali Husen

++++++++++++++++++

Symbolbild Weltradiotag
Foto: Fotolia/Serggod

Kenang-kenangan dengan DW? Oh terlalu banyak. Sejak berakrab ria dengan DW dari tahun 1995, entah sudah berapa banyak kenang-kenangan yang saya simpan. Saya bagikan kepada orang lain, dan bahkan kebanyakan yang sudah rusak. Ketika saya membuka koleksi-koleksi, tertinggallah beberapa diantaranya.

Dari puluhan kaos, puluhan alat tulis, beberapa buah radio digital, jam tangan, koin, dan aneka souvenir lainnya, sebagian besar sudah rusak. Tertinggallah peta dan poster, sertifikat, QSL, radio (juga sudah rusak dan tetap saya simpan), aneka jam meja, vandel, stiker dan itulah yang saya potret untuk mengirim kenangan dalam rangka Ulang Tahun ke-50 Siaran Indonesia DW. Demikian pula aneka hadiah selama saya menjadi monitor teknik selama 10 tahun, sebelum akhirnya siaran radio via sw ditutup.

Selamat ulang tahun DW Bahasa Indonesia, kami sangat rindu siaran radiomu, walaupun masih ada Inovator sebagai pengobat kangen.

Jayadi DXers

++++++++++

Deutsche Welle Indonesische Redaktion
Mohamad Arsad dan Srie SedhonoFoto: DW

Dulu saya pendengar setia siaran radio DW, melalui radio jaringan di kota saya. Saat diumumkan radio DW tidak akan mengudara lagi, saya "bela-belain" menyempatkan untuk mendengar siaran terakhrnya. Ternyata banyak sekali kendala dan halangan, sehingga saya cuma berhasil mendengarkan beberapa bagian rubik saja. Saat itu saya menyukai rubik sains dan teknologi. Padahal dulu saya ingin sekali dapat kenang-kenangan terakhir dari DW. Tapi tidak pernah dapat. Semenjak DW radio di ganti ke DW TV, saya tdk pernah mengikutinya lagi karena untuk akses streaming biayanya mahal.

Akhrinya saya cuma bisa like DW Bahasa Indonesia di Facebook untuk dapatkan "update-update" informasi...

Sebenarnya saya mau kirim foto radio tua, yang saya gunakan untuk mendengarkan siaran DW, tapi radionya ada di kampung saya, saat ini saya sedang merantau. Kalau boleh saya ingin sekali diberikan kenang-kenangan dari DW terutama radio. Saya ingin simpan, dan berterimakasih karena sudah banyak membuka cakrawala saya, saat saya masih di kampung dahulu.

Mohammad Zahri

++++++++++++++

Indonesische Redaktion Collage
Foto: DW

44 Tahun Bersama DW Indonesia. Saya mengikuti siaran DW Bahasa Indonesia sejak 1969. Saya mengetahui adanya DW Bahasa Indonesia dari majalah Scala International edisi bahasa Inggris terbitan Jerman. Walaupun siaran DW waktu masih lemah, tapi bisa diterima cukup baik meskipun kadang-kadang sukar diterima, bahkan tidak bisa diterima sama sekali.

Penyiar pertama yang saya surati adalah Oesje Sudarga, sebagai pengasuh acara Kotak Surat. Kiriman pertama yang saya terima adalah Pedoman Acara. Selanjutnya buku-buku pelajaran bahasa Jerman dan lain-lain.

Kru DW Bahasa Indonesia pertama yang saya temui adalah Ibu Elisabeth Soeprapto-Hastrich yang waktu itu bertugas di Jakarta.

Selanjutnya, kru-kru DW Bahasa Indonesia yang sempat saya temui adalah: Bung Rüdiger Siebert, Mohamad Arsad, Emil Indra Kesuma, Mariana Kwa, Dewi Gunawan, John Kosakoy, Tristiastini Soetrisno, Aan Meutia Lubis, Rini Lubis, Dina Henny, Anastasia Yasmin, Kabul Budiono, Asril Ridwan, Anneliese Engelskamp, dan dalam Temu Pendengar DW Bahasa Indonesia 2008 sempat jumpa Yuniman Farid, Ibu Golte, Edith Koesoemawiria, Hendra Pasuuk, Zaki Amrullah, dan Nursyawal.

Kegiatan DW Bahasa Indonesia yang pernah diikuti: mengunjungi stand DW dalam pameran IndoGerma 1998, launching buku Berjejak di Indonesia karangan Rüdiger Siebert di Goethe Institut Jl. Sam Ratulang 2001, dan acara DW Temu Media di Goethe Institut Jl. Matraman.

Demikianlah sedikit kisah bersama DWI selama ini.

Selamat Ulang Tahun DW Bahasa Indonesia ke-50, semoga selalu menemani dengan berita-berita menariknya, dan semoga kru DW Bahasa Indonesia tetap sehat wal'afiat selalu agar DWI bisa selalu "online".

Eddy Setiawan

+++++++++++

QSL_21
Foto: Veer

Pengalaman senangnya tentu selalu aku kenang. Pertama kali kenal DW sejak Maret 2010. Sejak kenal itu, aku selalu setia bersama DW dan jatuh Cinta pada DW. Mendengarkan seluruh acara acaranya, yang menarik sekali bagiku. Sehari saja tidak mendengarkan DW terasa ada yang hilang dari kehidupan, mendengarkan DW pagi dan malam merupakan kegiatan rutinku saat itu. Tapi kini hanya tinggal kenangan.

Sedihnya saya. Saya tak pernah dikirim suvenir dari DW. Bahkan QSL pun juga tidak pernah DW kirim untukku. Aku tidak tau kenapa begitu, ya DW...?

Ya sudah lah yang lalu biar berlalu.

SELAMAT ULANG TAHUN DW INDONESIA KE 50.

Semoga persahaban kita selalu terjalin selamanya.

Muhammad Zainal