1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kolektor Seni Jarahan Nazi Meninggal

7 Mei 2014

Cornelius Gurlitt yang hidup menyendiri meninggal dunia pada usia 81 tahun di München. Namanya jadi sorotan, setelah penemuan sensasional ratusan lukisan terkenal di rumahnya.

https://p.dw.com/p/1Bv7G
Foto: babiradpicture

Dua tahun lalu, publik sama sekali belum mengenal nama Cornelius Gurlitt. Ia seorang tua yang hidup menyendiri. Satu-satunya kecintaannya adalah lukisan. Di apartemen yang sederhana di Schwabing, München, ia menyimpan ratusan lukisan bernilai ratusan juta dolar.

"Cornelius Gurlitt meninggal dunia kemarin pagi di apartemennya di Schwabing, setelah menjalani perawatan dokter", demikian pernyataan jurubicaranya, Stephan Holzinger, hari Selasa sore (06/05).

Tahun 2012, pihak kejaksaan di München memeriksa rumah Gurlitt setelah ia dicurigai kerena membawa uang kontan 9 ribu Euro dalam perjalanan kereta api dari Swiss ke Jerman. Petugas pajak curiga, sebab Gurlitt kelihatan sangat sederhana.

Ternyata, petugas menemukan lebih dari 1400 lukisan di rumahnya. Lukisan yang ditemukan antara lain karya pelukis terkenal Pablo Picasso, Henri Matisse, Marc Chagall, Renoir, Toulouse-Lautrec, dan pelukis-pelukis Jerman seperti Max Beckman, Emil Nolde dan Max Lieberman. Lukisan-lukisan itu kemudian disita oleh kejaksaan.

Anak kolektor seni Nazi

Sebagian lukisan yang ditemukan adalah karya seni rampasan Nazi. Cornelius adalah putra kurator seni Nazi Hildebrandt Gurlitt. Selama kekuasaan Nazi, Hitler memerintahkan penyitaan lukisan-lukisan yang dianggapnya tidak sesuai dengan standar estetika Jerman.

Setelah perang berakhir dan Nazi mengalami kekalahan, Hildebrandt Gurlitt menyimpan sebagian koleksi itu dan kemudian mewariskannya kepada anaknya. Tapi banyak juga lukisan yang dibeli sendiri oleh Hildebrandt Gurlitt, yang pernah jadi direktur musium.

Sekarang, tim ahli Jerman sedang melakukan penelitian, mana saja lukisan yang merupakan hasil rampasan, dan mana lukisan yang dimiliki Gurlitt secara sah.

Cornelius Gurlitt pernah mengecam penyitaan lukisan-lukisan itu, karena tidak ada dasar hukumnya. Sebagian pengamat hukum memang berpendapat, Gurlitt tidak bersalah sebab hanya menerima warisan dari ayahnya.

Ingin kembalikan lukisan jarahan

Beberapa waktu lalu, Cornelius Gurlitt setuju mengembalikan lukisan-lukisan yang terbukti sebagai jarahan Nazi, kepada pemilik atau pewaris yang sah. Ia memang sejak lama menderita sakit dan sadar tidak akan hidup lama lagi.

Ternyata, Gurlitt masih memiliki lebih banyak lukisan yang disimpan di sebuah rumah di Salzburg, Austria. Februari lalu, polisi Austria menemukan koleksi lukisan di rumah kecil yang dari luar tampak tidak terurus.

Polisi Austria mengamankan sekitar 238 lukisan, antara lain karya Claude Monet dari tahun 1908. Lukisan itu saja diperkirakan bernilai 14 juta dolar. Sebagian besar lukisan yang ditemukan di Salzburg adalah karya Pierre-Auguste Renoir dan Pablo Picasso.

Masih belum jelas, apa yang akan terjadi dengan koleksi lukisan Gurlitt. Menurut laporan media Jerman, ia sempat membuat surat warisan dan mewariskan koleksinya kepada musium seni di Bern, Swiss, karena kecewa pada penegak hukum di Jerman.

hp/ap (dpa, afp, rtr)