1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Komisariat HAM Dewan Eropa Kritik UE

29 April 2010

HAM di Eropa menjadi tema penting yang dibicarakan dalam Dewan Eropa di Straßburg. Komisariat HAM Eropa tiap tahunnya membuat laporan tentang situasi hak asasi di 47 negara anggota. Bagaimana situasi tahun ini?

https://p.dw.com/p/N92E
Gedung pengadilan HAM Eropa di StraßburgFoto: AP

Krisis keuangan internasional kini juga menarik perhatian Komisariat untuk Hak Asasi di Dewan Eropa, yang dikepalai Thomas Hammarberg. Dari Straßburg, beberapa bulan belakangan ini ia dapat mengamati bahwa ada kaitan antara hak asasi manusia dan bank-bank serta negara yang terancam kehancuran karena krisis finansial.

Hammarberg mengatakan, "Negara-negara Eropa tidak memiliki banyak uang lagi, karena pemerintah harus menolong bank-bank yang terancam bangkrut. Oleh sebab itu untuk masalah sosial, dana tidak ada lagi. Ini berarti, hak-hak sosial yang penting makin lama makin diremehkan di Eropa. Korbannya antara lain etnis Roma, kaum imigran dan kelompok minoritas lainnya."

Korban Peremehan Masalah Sosial

PK Thomas Hammarberg im Nordkaukasus
Thomas Hammarberg, kepala Komisariat untuk HAM di Dewan EropaFoto: DW

Di Eropa hidup 10 sampai 12 juta warga etnis Roma. Sebagian besar di Eropa tenggara, yaitu Hongaria, Rumania dan di daerah Balkan. Beberapa tahun belakangan ini, ratusan ribu dari mereka berimigrasi ke Eropa barat. Tetapi mereka bukannya memperoleh standar hidup yang lebih baik, melainkan penolakan yang kasar. Demikian dikatakan Hammarberg. Terutama keputusan pemerintah Jerman, untuk mendeportasi semua warga etnis Roma kembali ke Kosovo dalam empat tahun mendatang, sama sekali tidak dapat dimengerti komisaris hak asasi itu. Baginya semua itu adalah isyarat yang menakutkan.

Hammarberg menjelaskan, "Yang kita bicarakan sekitar 10 ribu orang. Saya sudah ke Kosovo beberapa kali. Saya juga berbicara dengan warga etnis Roma, dan melihat bagaimana situasi yang mereka hadapi jika kembali ke sana. Bagi saya jelas, Kosovo tidak dapat memberikan fasilitas mencukupi untuk menerima kembali orang-orang ini, yang melarikan diri dari negara itu sekitar 10 tahun yang lalu. Negara-negara kaya di Eropa, seperti Jerman, Swedia, Austria dan Swiss harus memperhitungkan dengan lebih baik langkah mereka menyangkut warga Roma, yang juga mencakup sejumlah besar anak-anak."

Hammarberg mengatakan, ia tidak mengabaikan masalah-masalah seperti pencurian dan kriminalitas terorganisir. Tetapi dalam upaya memeranginya, yang harus ditindak adalah dalang atau pelaku kejahatan, bukan seluruh warga etnis bersangkutan.

Kritik atas Kebijakan Imigran dan Pengungsi

Roma Kinder in Suto Orizari
Anak-anak etnis Roma di Suto Orizari, MakedoniaFoto: Petr Stojanovski

Secara umum komisaris hak asasi Hammarberg mengkritik kebijakan imigran dan pengungsi Uni Eropa. Di matanya, Uni Eropa menjadi keras dan tanpa belas kasihan di masa-masa krisis. Hammarberg mengatakan, semakin banyak orang ditahan untuk dideportasi. Padahal orang-orang itu datang karena mereka ingin hidup dan bekerja di Eropa barat. Menurutnya itu tidak berperikemanusiaan dan bukan kebijakan yang baik.

Menurut keterangan Badan Statistik Eropa, tahun lalu 280.000 pengungsi mencari suaka di Eropa. Satu dari empat orang setidaknya mendapat status pengungsi, tetapi hanya sedikit dari mereka yang benar-benar mendapat suaka. Di Austria, Menteri Dalam Negeri Maria Fekter baru-baru ini menuntut agar peminta suaka ditahan di sebuah tempat penampungan. Di Belanda, politisi ekstrem kanan Geert Wilders kemungkinan akan menang pemilu. Di Perancis, menteri dalam negeri menetapkan kuota deportasi per tahun yang harus dipenuhi.

Bagi Hammarberg sudah jelas, pengangguran serta dampaknya yaitu keresahan, menciptakan situasi yang anti orang asing. Korbannya adalah etnis Roma dan pengungsi. Ia mengimbau agar Eropa berhati-hati sehingga tidak melanggar hak asasi manusia, dan mengalah kepada kekuatan-kekuatan ekstrem yang sekarang berkuasa di sejumlah negara Eropa.

Martin Durm / Marjory Linardy

Editor: Christa Saloh