1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kompromi Kunci Perdamaian Yaman

11 April 2016

Utusan khusus PBB untuk Yaman sambut baik gencatan senjata tentatif. Tapi menekankan, pembicaraan perdamaian yang akan dimulai dua pekan lagi perlu kesediaan kompromi dari kedua belah pihak.

https://p.dw.com/p/1IT3t
Yaman gencatan senjata
Foto: Getty Images/N.Hassan

Inilah saatnya untuk memperbaiki situasi di Yaman. Demikian dikatakan utusan PBB Ismail Ould Cheikh Ahmed setelah dimulainya masa penghentian kekerasan di Yaman hari Minggu. Sejauh ini, gencatan senjata berjalan mulus, kecuali sebuah pelanggaran yang terjadi di Taiz.

Penduduk dan wartawan di kota Taiz mengatakan, setelah tengah malam kemarin pemberontak menembaki daerah hunian dan pangkalan militer. Kota Taiz selama ini jadi ajang pertempuran utama antara pemberontak Houthi dan pemerintah.

Pejuang pendukung setia pemerintah yang didukung Arab Saudi
Pejuang pendukung setia pemerintah yang didukung Arab Saudi (8 April 2016)Foto: picture-alliance/dpa/Stringer

Namun kini pemerintah yang didukung Arab Saudi dan pemberontak Houthi yang didukung Iran setuju mendukung gencatan senjata yang pelaksanaannya didukung PBB.

Selama ini, perang lebih besar, terutama perang Suriah menutupi kenyataan pahit di Yaman. Menurut pakar HAM, tahun lalu lebih dari 6.000 warga Yaman terpaksa mengungsi akibat perang, dan itu terjadi setiap hari.

Perdamaian butuh Kompromi

Utusan PBB Ismail Ould Cheikh Ahmed mengatakan, syarat gencatan senjata mencakup komitmen untuk memungkinkan pemberian bantuan bagi seluruh warga Yaman. Menurut PBB, ratusan ribu anak-anak terancam kekurangan bahan pangan dan jutaan tidak memiliki akses bagi pertolongan medis dan air bersih. Maret lalu, Badan urusan Pangan PBB (WFP)melaporkan, hampir separuh dari 22 provinsi Yaman berada dalam ambang kelaparan.

Gencatan senjata jadi kesempatan nyata untuk membangun kembali negara yang dilanda kekerasan terlalu lama. Demikian Ismail Ould Cheikh Ahmed. Ia menekankan juga, perdamaian butuh kesediaan berkompromi dari semua pihak, juga keberanian dan tekad untuk mencapai kesepakatan.

Konflik antara pemerintah dan pemberontak sudah menghabiskan nyawa 6.200 orang dan menyulut krisis kemanusiaan di salah satu negara Arab yang paling miskin. Gencatan senjata jadi langkah awal menuju perundingan perdamaian yang akan dimulai 18 April di Kuwait, di bawah pengawasan PBB.

Ould Cheikh Ahmed menambahkan, sebuah komite yang dibentuk spesial untuk deeskalasi dan koordinasi, juga perwakilan milier dari kedua belah pihak akan membantu agar gencatan senjata terus terlaksana. Sementara perundingan perdamaian akan berfokus pada lima bidang terpenting: penarikan milisi dan kelompok bersenjata, penyerahan senjata berat kepada negara, pengaturan keamanan interim, pendirian institusi negara dan dialog politik, serta pembentukan komite spesial yang mengurus tahanan.

ml/ap (twitter, dpa, afp, ap)