1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kondisi HAM di Iran Memprihatinkan

10 Desember 2009

Kondisi pelanggaran Hak Azasi Manusia di Iran saat ini terburuk dalam 20 tahun terakhir, begitu laporan baru Amnesty Internasional. AI menuntut Iran agar mengizinkan pemantau ahli PBB untuk melakukan investigasi.

https://p.dw.com/p/Kz0K
Foto: picture alliance/dpa

Menunjuk kepada jumlah penduduk Iran, Amnesty International organisasi pemantau hak azasi manusia, menyatakan bahwa secara persentual Iran merupakan negara yang paling banyak melaksanakan hukuman mati. Selain itu disebutkan bahwa sejak Juni 2009, setelah pemilihan Presiden yang terakhir, kondisi hak azasi manusia di Iran memburuk secara dramatis.

Menurut Sekretaris Jenderal Amnesty Internasional di Jerman, Monika Lüke, tahun 2009 ini saja sudah lebih dari 300 orang yang dieksekusi oleh pemerintah Iran, diantaranya seorang anak di bawah umur. Tegasnya, "Kami harus mempublikasikan laporannya mengingat begitu dramatisnya kondisi saat ini.”

Deutschland Amnesty International Generalsekretärin Monika Lüke
Sekjen Amnesty International Jerman, Monika LükeFoto: DW

Pimpinan Amnesty Internasional di Jerman ini mengatakan, organisasi-organisasi HAM internasional sejak bertahun-tahun tidak diperbolehkan memiliki kantor di Iran, maupun berkunjung ke negara itu. Meski begitu, Amnesty Internasional memiliki laporan rinci mengenai bentuk-bentuk penyiksaan yang digunakan sebelum, sesudah dan khususnya pada saat pemilihan bulan Juni lalu, ketika penguasa Iran mengerahkan milisi Basij dan Garda Revolusi untuk membungkam protes massa yang berlangsung.

Lüke menambahkan, ia memiliki data mengenai sidang-sidang pengadilan yang dalam tahun terakhir ini digelar untuk anggota kelompok oposisi yang ditahan. Ia sebutkan, dalam pekan-pekan terakhir banyak sekali yang dijatuhi hukuman mati.

Monika Lüke juga menunjuk kepada kondisi di penjara-penjara Iran, yang disebutnya sangat buruk. Menurut laporan yang ia terima, tahanan disiksa secara sistematis, sementara yang perempuan diperkosa. Amnesty juga memiliki laporan bahwa orang-orang yang dibebaskan setelah diperiksa polisi harus dibawa ke rumah sakit sebelum dibawa ke penjara, karena mengalami perlakuan yang begitu buruk.

Sekretaris Jenderal Amnesty Internasional di Jerman, Monika Lüke, menilai ada kecenderungan bahwa para sipir maupun polisi melakukan segalanya agar harga diri para tahanan sebagai manusia sama sekali dinafikan. “Kami menuntut pemerintah Iran untuk menghentikan penyiksaan sistematis yang berlangsung di penjara dan kami juga mengharapkan agar pemerintah di Iran menerima kedatangan pemantau khusus PBB dan memberikan akses kepadanya untuk memeriksa penjara-penjara di Iran”, demikian disampaikannya.

Perserikatan Bangsa Bangsa sudah menawarkan kehadiran dua orang pemantau khusus untuk melakukan itu. Namun sampai sekarang Iran tidak mau memberikan izin. Menurut Amnesty Internasional, Iran sebaliknya menyatakan telah menyusun laporan hasil pantauan internal yang disebutkan sudah diajukan kepada parlemen Iran. Amnesty Internasional menuntut agar laporan itu dipublikasikan dan dibuka untuk umum. Ada dugaan bahwa isi laporan internal tersebut, fiktif belaka.

Untuk memperbaiki situasi ini, Amnesty Internasional menyerukan agar pemerintah-pemerintah lain mendesak Iran untuk melakukan perbaikan. Lüke juga menyerukan agar pemerintah Jerman tidak saja berbicara dengan Iran mengenai program nuklirnya, melainkan juga mengenai situasi hak azasi manusia di Iran.

Edith Koesoemawiria
Editor : Hendra Pasuhuk