1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

150310 Gaza Elend

15 Maret 2010

EU-Außenbeauftragte Ashton macht bei ihrer Nahost-Reise auch einen Abstecher in den Gaza-Streifen. Für die schlechte humanitäre Lage dort machen die UN auch sich selbst, die internationale Gemeinschaft, verantwortlich.

https://p.dw.com/p/MTg9
Warga Palestina membongkar muatan bantuan UNRWAFoto: AP

Baik Direktur Badan PBB Urusan Pengungsi Palestina UNRWA John Ging maupun pakar ilmu politik dari Universitas Al Azhar di Jalur Gaza Mkhaimar Abusada dalam acara diskusi yang diselenggarakan Yayayan Heinrich Böll di Berlin menggambarkan kondisi kemanusiaan yang sangat buruk di Jalur Gaza.

Mkhaimar Abusada, yang dengan susah payah dan dengan bantuan diplomat Jerman datang ke Berlin, tidak mengetahui dengan pasti, apakah setelah mengikuti diskusi tersebut, ia dapat kembali ke tanah airnya di Jalur Gaza atau tidak. Ia menggambarkan situasi di Jalur Gaza seperti dalam sebuah penjara.

"Dengan dunia luar, Jalur Gaza dihubungkan tujuh pintu perbatasan. Enam pintu perbatasan dengan Israel. Dan sebuah pintu perbatasan dengan Mesir. Semua pintu perbatasan itu tertutup, kecuali untuk kepentingan kemanusiaan. Mayoritas warga Palestina di Jalur Gaza terkurung. Sekitar 1,5 juta warga Palestina tidak dapat bergerak ke mana-mana," ungkap Mkhaimar Abusada.

Setahun setelah pecahnya Perang Gaza, situasi kehidupan warga sama sekali tidak berubah. Situasi kemanusiaan sangat buruk. Demikian dikatakan Direktur Badan PBB urusan pengungsi Palestina UNRWA, John Ging.

"Bagi warga awam kehidupan di Jalur Gaza merupakan bencana. Lebih dari 80 persen warga menggantungkan kelangsungan hidupnya dari bantuan pangan PBB. 300 ribu warga sama sekali tidak memiliki apapun," dikatakan John Ging.

Disamping itu tidak tersedia air minum yang bersih. 90 persen persediaan air tercemar. Warga di Jalur Gaza hidup dalam serba kekurangan. Sementara bantuan pembangunan kembali yang dijanjikan masyarakat nternasional setelah perang Gaza tak kunjung tiba.

Israel memblokir Jalur Gaza sejak kelompok Hamas memenangkan pemilihan umum tahun 2006. Juga Uni Eropa memutuskan hubungan dengan kelompok Hamas dan memboikot Jalur Gaza. Bantuan pembangunan masih tetap disalurkan tanpa melewati kelompok Hamas. Tapi sebagian besar tidak berfungsi, karena bahan yang diperlukan tidak dapat masuk ke Jalur Gaza. Agar bantuan dapat mencapai Jalur Gaza itupun tergantung dari Israel.

Direktur UNRWA John Ging mengecam masyarakat internasional yang memperburuk situasinya ketimbang memecahkannya. "Pendudukan merusak dan menghancurkan. Saya harus mengatakan, tanggung jawab utamanya terletak di tangan masyarakat internasional. Semuanya diabaikan. Saya ingat apa yang dikatakan Martin Luther King. Ia mengatakan, pada akhirnya kita tidak mengingat kata-kata yang diucapkan musuh kita, melainkan kepada kebungkaman sahabat kita."

Bettina Marx/Asril Ridwan

Editor: Dyan Kostermanns