1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kondisi Tempat Tinggal Migran di Jerman

Christina Ruta19 Maret 2013

Di Jerman imigran tinggal dalam kondisi hunian lebih buruk dibanding penduduk lainnya. Kebakaran apartemen imigran Turki di Backnang, Baden-Württemberg, picu kembali debat kondisi hunian buruk imigran.

https://p.dw.com/p/17zd0
Bilder zeigen eine Familie aus Bonn, die sich über die Verhältnisse in ihrer Wohnung beschwert. Die Fotos sind alle in der Wohnung bzw. vor dem Haus von Adel Khalifi gemacht. *** Foto: DW/Christina Ruta, März 2013, Bonn
Warga migran di depan bangunan apartemennya di BonnFoto: DW/C. Ruta

Dengan kaos kaki berlapis tiga Adel Khalifi duduk di ruang tamu apartemennya di Bonn. Kaca jendela di belakangnya tidak terisolir baik, jadi ruangan tidak pernah benar-benar hangat meski pengatur pemanas ruangan sudah diputar penuh, kata Khalifi. "Bangunan di sini berusia 30 tahun dan sebagian berjamur," ujar menantu Khalifi, Sonja. Kalau kami mengadu akan dikirim orang yang mengatakan, oh itu tidak terlalu buruk, kalian bersihkan saja sedikit dan selesai. Setiap tahun selalu begitu." Ia menunjuk ke tempat di bawah lemari. "Pada kami lantainya saat ini sudah diganti, tapi apartemen lain di bangunan ini, semua masih tercemar asbes. Kondisinya buruk, tapi tidak direnovasi sama sekali."

Sie zeigen Ahmed (l.) und Adel (r.) Khalifi, eine Familie aus Bonn, die sich über die Verhältnisse in ihrer Wohnung beschwert. Die Fotos sind alle in der Wohnung bzw. vor dem Haus von Adel Khalifi gemacht. Foto: DW/Christina Ruta, März 2013, Bonn
Ruang tamu keluarga Khalifi di BonnFoto: DW/C. Ruta

Kebakaran di Backnang Picu Perdebatan

Di Backnang negara bagian Baden-Württemberg, saat terjadi kebakaran 10 hari lalu seorang perempuan Turki dan tujuh anaknya tewas. Penyidik menduga penyebabnya kerusakan teknis. Keluarga korban menuduh pemilik apartemen dan pihak berwenang Jerman. Sambungan listrik di apartemen itu sudah benar-benar buruk, tapi pemilik apartemen sama sekali tidak mengurusnya. Satu-satunya sumber pemanas di apartemen itu adalah oven kayu.

Kebakaran di Backnang memicu kembali pembahasan situasi tempat tinggal imigran di Jerman. Tahun 1970-an ini masih tema besar, sementara ini lebih sebagai subtema. Papar Sybille Münch, pakar hunian sosial dan imigrasi di Universitas Darmstadt. Ini juga berkaitan dimana kondisi apartemen hunian imigran beberapa tahun ini mendekati kondisi apartemen hunian warga non migran. "Meskipun begitu pengadaan ruang hunian di kalangan migran jauh lebih buruk dibanding penduduk tanpa latar belakang migran, misalnya jika menyangkut harga sewa," kata Sybille Münch kepada DW. Menurut laporan indikator integrasi pemerintah Jerman, warga berlatar belakang migran membayar 30 cent lebih mahal per meter persegi dibanding keseluruhan penduduk.

Lichterloh brennt am 10.03.2013 ein Gebäude in Backnang (Baden-Württemberg). Beim Feuer in einem ehemaligen Fabrikgebäude starben nach Polizeiangaben mindestens sieben Menschen. Foto: Benjamin Beytekin/dpa
Kebakaran di BacknangFoto: picture-alliance/dpa

Keluarga Khalifi beranggotakan lima orang, tinggal di apartemen seluas 78 meter persegi. Dua tahun lalu mereka sudah meminta kepada perusahaan persewaan untuk apartemen lebih besar. "Tapi katanya, mereka tidak punya apartemen lainnya," ujar Ahmed Khalifi. Perusahaan itu menyewakan apartemen di seluruh Bonn dan Frankfurt. Tapi memang tidak ada daftar tunggu untuk apartemen yang akan kosong. "Mungkin di suatu tempat akan ada apartemen kosong, tapi orang tidak bisa mengetahuinya," tukas Sonja Khalafi. "Tentu saja banyak apartemen lebih besar, tapi kami tidak mampu membayar sewanya." Bahwa perusahaan persewaan itu cukup murah harga sewanya, menjadi salah satu penyebab banyaknya imigran yang tinggal di situ.

Diskriminasi juga menjadi alasan

Situasi tempat tinggal buruk para migran juga ada kaitannya dengan pilihan mereka bermukim terutama di kawasan padat dan karenanya terbentuk masalah pasar perumahan yang sulit, demikian Sybille Münch. Sering kali imigran juga berpendapatan lebih buruk dan punya anggota keluarga lebih besar dibanding mayoritas penduduk. "Tapi beberapa tahun terakhir makin jelas disimpulkan, ada juga diskriminasi dalam pasar perumahan." Pakar sosiologi itu mengisahkan sebuah kasus dimana "Planerladen" sebuah organisasi di kota Dortmund untuk mendorong planologi kota yang lebih demokratis, mengirimkan lamaran fiktif untuk menyewa rumah, dari imigran dan warga Jerman. Semua lamaran tidak memiliki kesalahan apapun, tapi lamaran fiktif dari warga Jerman jauh memperoleh tanggapan dibanding lamaran fiktif migran.

Ein Bagger arbeitet am 04.03.2013 in Köln (Nordrhein-Westfalen) an der Grünanlage vor einem Neubau. Die Landesregierung in NRW will ein Bündnis für Wohnen ins Leben rufen. Ziele sind bezahlbarer Wohnraum sowie mehr altersgerechte und energieeffiziente Wohnungen im Neubau und im Bestand. Foto: Oliver Berg/dpa pixel
Kawasan padat di Köln yang banyak dihuni warga migranFoto: DW/N. Sipar