1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konflik Atom Iran Tetap Menjadi Sorotan

4 Mei 2010

Mulai Senin (03/05), 190 negara membahas perjanjian non-proliferasi di New York. Sekjen PBB Ban Ki Moon mendesak agar pengunaan sipil nuklir ditingkatkan dan senjata atom dikurangi.

https://p.dw.com/p/NEAP
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad ketika menyampaikan pidatonya dalam KTT non-proliferasi di Newyork (03/05)Foto: AP

Dalam pidato pembukaan, Ban Ki Moon menyampaikan targetnya, renaisans tenaga nuklir untuk mengantisipasi kebutuhan energi dunia, sekaligus mengatasi dampak gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Ban juga mendesak Iran untuk memperjelas sikap terkait program atomnya. Ahmadinejad perlu melakukan langkah pertama, demikian Ban.

Sebaliknya, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam pidatonya menyebut perjanjian non-proliferasi adalah kesepakatan yang lemah dan tidak adil. Presiden Iran terutama menyerang Amerika Serikat dengan mengatakan: "Amerika Serikat tak hanya menggunakan bom atom, mereka juga mengancam negara lain dengannya, antara lain Iran." Ahmadinejad menambahkan "Mereka yang pertama kali memanfaatkan senjata ini tentu merupakan orang yang paling dibenci di seluruh dunia".

Delegasi dari sejumlah negara Eropa secara demonstratif meninggalkan ruang sidang selama pidato Ahmadinejad. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menuduh presiden Iran sengaja berupaya melemahkan perjanjian non-proliferasi, tapi ia tidak akan berhasil. Clinton menambahkan, di masa mendatang, Amerika Serikat akan membeberkan jumlah arsenal nuklirnya. Departmenen Pertahanan AS untuk pertama kalinya mengumumkan bahwa Amerika Serikat memiliki 5113 hulu ledak nuklir.

Sementara Susan Rice, duta besar AS di Perserikatan Bangsa Bangsa mengatakan, "Iran tahu siapa yang menjadi lawan bicaranya, yaitu kelompok lima plus satu. Dan jika ada hal baru yang ingin disampaikan Iran, Teheran tahu di mana bisa menghubungi kami."

Kelompok lima plus satu adalah lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman. Keenam negara inilah yang selama ini berunding dengan Iran terkait program atomnya. Barat kuatir bahwa Iran merakit senjata atom dengan dalih program nuklir untuk keperluan sipil, tuduhan yang selama ini ditampik Iran. Duta besar Filipina untuk Amerika Serikat Libran Cabactulan yang mengetuai KTT non-proliferasi nuklir di New York mengingatkan, "Ini adalah kancah untuk bertukar gagasan, suatu demokrasi ide dan gagasan. Dan gagasan yang terbaik dan paling benar akan muncul sebagai solusi."

Perundingan KTT non-proliferasi masih berlangsung sampai 28 Mei mendatang.

Ziphora Robina/dpa/afp/rtr

Editor: Yuniman Farid