1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konflik Etnis Kembali Telan Ratusan Korban di Nigeria

9 Maret 2010

Masyarakat internasional kutuk konflik etnis yang tewaskan ratusan orang tewas di Nigeria. Sekretaris Jendral PBB, Ban Ki-moon hari Senin (08/03) serukan agar semua pihak yang bertikai kendalikan diri.

https://p.dw.com/p/MNYn
Warga Dogo Nahwa yang selamat dari pembantaianFoto: AP

Situasi masih tegang hari Senin (08/03), saat pemakaman sekitar 500 korban tewas di tiga desa dekat kota Jos mulai berlangsung. Pejabat Presiden Nigeria Goodluck Jonathan mengatakan, pasukan keamanan di negara bagian Plateau dan kawasan yang bertetangga berada dalam keadaan siaga, agar bisa menghambat merambatnya kekerasan.

Sementara itu, berbagai pihak mengecam keras pembunuhan antar etnis yang terjadi hari Minggu (07/03)di Nigeria. Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon menyerukan, agar politisi dan tokoh agama Nigeria bekerjasama menghadapi latar belakang dan penyebab peristiwa ini, serta mencari solusi untuk krisis di kota Jos.

Juru bicara gereja katholik di Vatikan, Federico Lombardi, menyatakan rasa sedih atas kekerasan yang terjadi. Di ibukota Abuja, Uskup Agung John Onaiyekan mengatakan kepada radio Vatikan, bahwa akar serangan ini bukan alasan agama, melainkan perbedaan sosial, ekonomi dan tradisi masing-masing suku.

Sejumlah saksi mata mengatakan, pembantaian dilakukan oleh kelompok etnis Fulani, yang mayoritas beragama Islam. Disebutkan, suku nomad yang hidup dari beternak ini menyerbu desa-desa tani sekitar kota Jos. Kemudian, menyerang warganya yang beragama Kristen.

Sejumlah harian memberitakan, warga yang beragama Islam sudah mendapat peringatan dua hari sebelum desa-desa dikepung, sehingga bisa lolos dari serangan. Saksi mata, Moses Tarok, mengatakan: “Mereka menyerbu sambil menembak ke udara, membuat orang lari ketakutan. Banyak warga yang lari keluar dari rumah, tanpa perlindungan dan tak berdaya. Kemudian anak laki-laki yang ada di sini dibabatnya, juga para perempuan dan ibu-ibu yang berusaha melarikan diri.”

Awalnya diperkirakan, jumlah korban tewas lebih rendah. Namun Menteri Informasi Gregory Yenlong mengoreksi angka korban. Dikatakannya, diantara sekitar 500 orang yang tewas, terdapat ibu-ibu hamil. Selain itu, sekitar 200 orang masih dirawat di rumah sakit. Bentrokan berdarah antar suku sudah berulang kali terjadi, sejak Nigeria kembali di bawah kekuasaan sipil. Disebutkan sejak 1999, sudah lebih dari 10 ribu orang yang tewas.

Sejumlah saksi yang selamat dalam serangan hari Minggu pagi (07/03), mengatakan pelaku serangan meneriakkan kata ternak dalam bahasa Fulani. Warga desa yang etnis Berom dan tak menjawab dalam bahasa yang sama, segera dibunuh. Menurut sejumlah warga desa, bentrokan ini dipicu tuduh menuduh soal pencurian ternak, yang kemudian meruncing ke serangan-serangan balas dendam. Motif yang serupa juga diungkapkan Mohamed Lerama dari kepolisian kota Jos, "Menurut penyelidikan sampai kini, ini merupakan serangan balas dendam terhadap kriris di Jos pada januari 2010, di mana banyak etnis Fulani yang tewas.“

Dalam kerusuhan Januari lalu, juga lebih dari 400 orang tewas. Ketika itu pemerintah darerah memberlakukan jam malam, yang sebenarnya sampai kinipun masih berlaku. Sejumlah tokoh Kristen pun mengritik aparat keamanan, yang tampak tidak melakukan apa-apa guna menghindari pertumpahan darah. Forum Dewan Adat Plateau, PSCEF, mengatakan sudah menghubungi militer Nigeria sejak pukul 1.30 dinihari, di awal serangan. Namun kritik mereka, militer baru bereaksi dua jam kemudian, setelah pembantaian terjadi.

EK/GG/dpa/afp