1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konflik Suriah Destabilisasi Turki

16 Oktober 2014

Laju milisi Islamic State di kota Kobani di perbatasan Suriah ke Turki mengancam stabilitas di Turki. Karena itu Amerika mengintensifkan serangan udara ke posisi jihadis.

https://p.dw.com/p/1DVqS
Kämpfe in Kobane
Foto: Reuters/U. Bektas

Gempuran gencar milisi ISIS di kota Kobani yang dihuni mayoritas etnis Kurdi, memicu ancaman destabilisasi di Turki. Pasalnya, sejauh ini pemerintah di Ankara tetap menolak campur tangan langsung dalam konflik di negara tetangga Suriah.

Politik Turki ini memicu kemarahan di kalangan warga Kurdi di Turki dan mengobarkan aksi demonstrasi dengan kekerasan sejak pekan lalu, yang telah menewaskan 35 orang. Di Turki bermukim sekitar 15 juta etnis Kurdi.

Selain memprotes sikap diam Ankara terkait situasi buruk etnis Kurdi di negara tetangga Suriah, aksi demonstrasi juga dipicu serangan pesawat tempur Turki ke posisi pemberontak Kurdi - PKK di tenggara Turki yang berbatasan dengan Irak.

Türkei Ankara Protest Ausschreitungen 09.10.2014
Aksi protes kekerasan warga Kurdi di Ankara mengecam politik terkait krisis di Suriah dan Irak.Foto: Getty Images/Afp/Adem Altan

Pemerintah Turki mengajukan alasan, pasukannya terlebih dulu diserang pemberontak PKK. Sementara pemberontak Kurdi menuding militer Turki melakukan provokasi terkait batas waktu dilanjutkannya perundingan damai yang diajukan pimpinan PKK Abdullah Ocalan yang saat ini meringkuk di penjara Turki.

Bentrokan terbaru antara milter Turki melawan pemberontak Kurdi itu memicu risiko berkobarnya kembali konflik dalam negeri yang sudah membara sejak tiga dekade dan telah menewaskan lebih 40.000 orang. Sementara konflik yang terus meruncing di Suriah dan Irak akibat serangan para jihadis Islamic State juga makin menggoyahkan stabilitas keamanan di Turki.

AS Intensifkan Serangan Udara

Sementara itu, untuk membendung gerak maju jihadis Islamic State di kota Kobani, angkatan udara Amerika Serikat makin mengintensifkan gempuran ke posisi ISIS. Dalam dua hari terakhir, sedikitnya dilancaran 20 kali serangan udara.

"Serangan udara untuk sementara bisa menahan laju milisi Islamic State. Namun kita tetap harus waspada, karena situasi masih gawat", ujar militer AS dalam sebuah pernyataan. Warga melaporkan, milisi ISIS juga membalas dengan tembakan artileri ke kota Kobani.

Terkait konflik di Suriah dan Irak itu, presiden AS, Barack Obama dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan pimpinan militer negara anggota koalisi, termasuk Turki kembali menyatakan kekhawatirannya terkait situasi di Suriah dan Irak. "Serangan udara koalisi akan dilanjutkan di dua negara tersebut." ujar dia.

Para petinggi militer Amerika juga menyatakan rasa frustrasinya terkait sikap Turki dalam konflik melawan Islamic State. Ankara sejauh ini tetap menolak permintaan penggunaan pangkalan militer Incirilik sebagai basis serangan koalisi ke posisi jihadis. Turki menyebut alasan, hal itu bisa ditafsirkan membuka konfrontasi langsung dengan presiden Suriah, Bashar al Assad.

as/ap (rtr,afp,ap,dpa)