1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kontestasi Politik Sunni-Syiah

18 Mei 2012

Ribuan orang turun ke jalan di Iran menentang rencana penyatuan Arab Saudi dan Bahrain. Para ulama berpengaruh Iran mengecam gagasan itu.

https://p.dw.com/p/14yWc
Demonstrasi anti pemerintah Bahrain oleh kelompok syiahFoto: Reuters

Ketegangan antara Iran yang syiah dengan Amerika Serikat dan sekutunya negara-negara sunni di kawasan teluk beberapa bulan terakhir semakin memanas, setelah para pemimpin Arab menuduh Teheran berada di balik kerusuhan yang dilakukan kelompok syiah di Bahrain. Tuduhan yang sudah dibantah oleh pemerintah Iran.

Sengketa antara pemerintahan syiah Iran dengan kelompok negara-negara Arab yang dikuasai kelompok sunni memuncak awal pekan ini, ketika pertemuan negara-negara Teluk sepakat memperkuat hubungan politik dan militer untuk menangkal pengaruh Iran yang terus membesar di kawasan.

Sebelum pertemuan antara negara-negara teluk digelar, muncul spekulasi bahwa akan ada pengumuman mengenai penjajakan penyatuan antara Arab Saudi dan Bahrain. Situasi di Bahrain sejak tahun lalu memanas, setelah rangkaian demonstrasi anti pemerintah yang dilakukan oleh kelompok oposisi syiah.

“Ini adalah rencana yang akan membawa sial yang mendapat lampu hijau dari Amerika dan Zionis (Israel-red). Tapi mereka harus tahu bahwa rakyat di Bahrain dan kawasan ini, serta umat muslim dunia dan di Iran tidak akan pernah bisa menerima ini“ kata ulama terkenal Iran Kazem Sediqi saat memberikan ceramah sholat Jumat yang disiarkan langsung oleh radio milik pemerintah.

Stasiun TV Iran menayangkan gambar ribuan orang melakukan aksi jalan kaki di seluruh negeri sambil meneriakkan slogan anti keluarga kerajaan Bahrain dan Arab Saudi yang berasal dari kelompok sunni. Mereka menentang rencana penyatuan Arab Saudi dan Bahrain.

“Daripada menyerah kepada rakyatnya sendiri, pemerintah Bahrain lebih memilih menyerahkan identitas mereka dengan kepatuhan total kepada negara lain” kata Sediqi.

Bahrain telah memanggil utusan Iran untuk datang ke ibukota Manama setelah Teheran mengkritik pertemuan Riyadh, di mana kepala negara-negara Arab merefleksikan seruan Arab Saudi untuk menggabungkan kebijakan pertahanan, politik dan ekonomi diantara negara yang tergabung dalam Dewan Kerjasama Teluk.

Tak ada kesepakatan mengenai ide penyatuan lebih lanjut, karena negara-negara kecil yang tergabung dalam organisasi itu khawatir dengan dominasi Arab Saudi. Mereka meminta detail pembahasan lebih lanjut mengenai masalah ini pada akhir tahun.

Selama setahun terakhir, kelompok syiah memimpin aksi demonstrasi atas pemerintahan sunni Bahrain. Mereka memimpin aksi kelompok pro demokrasi yang turun ke jalan meminta perubahan politik di negara tersebut.

Arab Saudi cemas bahwa kerusuhan serupa bisa menyebar di wilayah kaya minyak provinsi timur yang dihuni oleh sebagian besar pengikut syiah. Karena itu, tahun lalu mereka mengirimkan tentara untuk membantu Bahrain menghancurkan pemberontakan kelompok syiah.

ab/ rtr