1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konvensi SPD Bahas Hasil Pemiliu

Bettina Marx27 September 2013

SPD saat ini menghadapi dilema. Apakah mereka akan ikut dalam koalisi membentuk pemerintahan atau lebih baik menjadi oposisi? Kedua opsi mengandung resiko.

https://p.dw.com/p/19pR0
Foto: picture-alliance/dpa

Dalam pemilu Jerman 2013, SPD berhasil mengumpulkan 25,7 persen suara, artinya bertambah 2,7 persen dibanding pemilu sebelumnya. Tapi mereka bisa dibilang mengalami kekalahan, karena aliansi CDU/CSU pimpinan kanselir Angela Merkel memimpin jauh di depan dengan perolehan 41.5 persen suara.

Untuk membentuk pemerintahan, CDU harus berkoalisi dengan SPD atau Partai Hijau. Kebanyakan pemilih ingin CDU membentuk koalisi besar dengan SPD. Ini sudah pernah dilakukan tahun 2005 sampai 2009 di bawah pimpinan Merkel. Tapi dalam pemilu 2009, suara SPD anjlok dan hanya mencapai 23 persen. Ini adalah hasil pemilu terburuk bagi SPD dalam sejarah Republik Federal Jerman. Itu sebabnya, kebanyakan pimpinan cabang SPD menolak koalisi besar dengan CDU.

Pilihan berat

Hari Jumat (27/9) SPD menggelar konvensi partai untuk membahas hasil pemilu. Karena banyak cabang SPD yang menolak koalisi besar, pimpinan SPD mempertimbangkan untuk melakukan pemungutan suara di antara anggota partai, apakah mereka setuju SPD masuk koalisi besar atau tidak.

Tapi pemungutan suara untuk menentukan koalisi juga mengandung resiko. Jika mayoritas anggota menolak, ini akan merupakan tamparan besar bagi jajaran pimpinan partai. Kalau hal itu sampai terjadi, hampir dapat dipastikan pimpinan SPD harus mengundurkan diri dan memberi kesempatan kepada tokoh-tokoh baru untuk memimpin partai.

Tokoh kuat SPD, Perdana Menteri negara bagian Nordrhein Westfalen, Hannelore Kraft sudah menyatakan tidak setuju dengan koalisi besar. Ia khawatir, pengaruh negara bagian untuk menekan pemerintah pusat bisa melemah. Di Dewan Perwakilan Negara Bagian, Bundesrat, SPD memang masih punya mayoritas.

Posisi kuat dalam koalisi besar

Tokoh SPD Johannes Kahrs juga kurang setuju dengan koalisi besar. Ia mengusulkan, CDU sebaiknya membentuk koalisi dengan Partai Hijau. Sehingga SPD bisa menjadi oposisi yang kuat. Jika CDU membentuk koalisi besar dengan SPD, berarti oposisi hanya akan terdiri dari partai-partai kecil, yaitu Partai Hijau dan Die Linke. Kahrs menilai, ini perkembangan yang tidak baik untuk demokrasi.

Kalaupun SPD berniat membentuk koalisi besar, kata Kahrs, SPD harus punya posisi yang kuat dalam koalisi, agar tidak tergilas oleh dominasi CDU. Artinya, SPD harus punya jumlah menteri yang sama dengan jumlah menteri CDU/CSU, dan harus mengisi jabatan-jabatan penting, misalnya menteri keuangan.

Tuntutan ini akan sulit diterima oleh CDU/CSU. Di parlemen yang baru, CDU/CSU punya 311 kursi, sedangkan SPD hanya 192 kursi. Namun jika CDU tidak menawarkan kompromi yang bisa diterima oleh SPD, koalisi besar tidak akan terbentuk.

Lebih baik jadi oposisi?

Wakil Ketua Fraksi SPD, Joachim Poss menegaskan, Kanselir Merkel tidak tergantung pada SPD untuk membentuk pemerintahan. Masih ada kemungkinan berkoalisi dengan Partai Hijau. Poss setuju agar hal itu dibahas panjang lebar dalam Konvensi SPD. Setelah ada keputusan dalam konvensi, masih ada kemungkinan melakukan pemungutan suara untuk seluruh anggota partai.

Konvensi SPD akan melibatkan 250 anggota delegasi dari berbagai daerah. Ketua Partai Sigmar Gabriel menegaskan, SPD tidak otomatis akan menjadi mitra koalisi untuk Kanselir Merkel. Namun jajaran pimpinan SPD juga mengingatkan, ada tanggung jawab besar untuk melaksanakan aspirasi rakyat yang disuarakan lewat pemilu.

Menurut jajak pendapat stasiun siaran ARD, 48 persen pemilih ingin koalisi besar antara CDU/CSU dan SPD. Hanya 18 persen yang menginginkan koalisi CDU/CSU dan Partai Hijau. Sigmar Gabriel menyatakan, pembicaraan dengan CDU baru akan dilakukan setelah Konvensi SPD berakhir.