1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korban Gempa Cina Bertambah

15 April 2010

Jumlah korban tewas akibat gempa barat Cina naik, lebih dari 600 orang. Pencarian terus dilakukan dengan segala keterbatasan.

https://p.dw.com/p/Mx9R
Reruntuhan bangunan akibat gempa di Yushu, barat laut Provinsi Qinghai, Cina.Foto: AP

Gambar di televisi menunjukkan seorang perempuan tampak kepayahan namun hanya cedera ringan, berhasil dikeluarkan dari reruntuhan rumahnya.

Gambar-gambar yang membaut harapan tetap menyala walau fakta menunjukkan jumlah korban terus bertambah. Sejauh ini jumlah korban tewas melebihi 600 orang sementara korban luka-luka hampir 10.000 orang.

Pasukan penyelamat dibantu anjing pelacak yang mengendus-endus diantara puing-puing bangunan, tentara mencari-cari asal suara ketukan dan dengan sekop menggali reruntuhan. Ribuan penyelamat dan petugas medis dikerahkan dari provinsi-provinsi tetangga. Pemerintah menginstruksikan bantuan segera.

Seorang peyiar televisi membacakan pesan, "Agar penyelamatan korban gempa bisa berjalan baik dan lancar, akan dibentuk pusat koordinasi. Ada delapan kelompok yang bertanggungjawab untuk layanan medis, pembangunan kembali, jaminan sosial dan agar keseharian warga di lokasi kembali seperti semula."

Cina banyak belajar dari pengalaman dua tahun lalu, ketika gempa 8 skala richter menewaskan 87.000 orang di provinsi Sichuan. Kini, petugas penyelamat bekerja cepat dan terkoordinir. Tetapi, tetap ada kesulitan. Lokasi bencana yang terletak di wilayah pegunungan provinsi Qinghai, sangat sulit dijangkau.

Ruas-ruas jalan yang menghubungkan lapangan terbang di kota Jiegu dan wilayah sekitarnya sebagian terputus akibat gempa. Truk-truk pengangkut bantuan berjalan sangat lambat. Setelah transportasi, masalah berikutnya adalah logistik. Tenda, selimut dan mantel penghangat memang sudah dikirimkan, tapi tidak ada persediaan.

Para petugas penyelamat sendiri tidak punya perbekalan memadai, kata seorang reporter di lokasi.

"Petugas penyelamat juga tidak memiliki cukup peralatan, tidak ada tenda, jaket tebal, bahkan banyak di antara mereka yang tidak punya cukup air minum."

Kondisi cuaca memperburuk situasi dan menipiskan harapan hidup korban yang tertimbun reruntuhan. Angin sedingin es menguasai dataran tinggi Tibet dengan suhu di bawah nol derajat Celcius. Ribuan warga bermalam di pinggir jalan. Kuatir bila terjadi gempa susulan, warga tidak berani tidur di rumah-rumah yang selamat dari guncangan gempa.

Reporter televisi menyebutkan, "Tercatat 476 kali gempa susulan, 8 di nataranya berkekuatan 3 skala Richter. Menurut para pakar, mungkin sekali gempa susulan berikutnya berkekuatan lebih dari 6."

Di episentrum gempa, dekat kota Jiegu, gempa bumi yang terjadi Selasa pagi waktu setempat, ketika banyak warga masih lelap tertidur, meninggalkan kerusakan luas. Rumah, sekolah, biara, jembatan, luluh lantak. Diperkirakan, 85% dari seluruh bangunan di lokasi hancur.

Petra Aldenrath/ Renata Permadi

Editor: Hendra Pasuhuk