1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

151110 Haiti Cholera

15 November 2010

Pemerintah Haiti dinilai lamban mengatasi wabah kolera yang menewaskan lebih dari 900 warga. Warga berunjuk rasa di ibukota Haiti, Port-au-Prince. Warga juga menuntut penundaan pemilihan presiden akhir November ini.

https://p.dw.com/p/Q9jB
Seorang anak yang diduga terjangkit kolera dibawa ke RS St. Catherine di Cite SoleilFoto: AP

Rangkaian unjuk rasa terus digelar warga miskin di Cite Soleil, salah satu wilayah terkumuh di Port-au-Prince. Warga menilai pemerintah Haiti lamban dalam mengatasi wabah kolera yang telah menewaskan lebih dari 900 warga. Warga juga menuntut para politisi untuk menunda pemilihan presiden yang telah direncanakan digelar 28 November mendatang. Sementara negara-negara anggota PBB telah menyediakan bantuan sebesar 120 juta Euro atau sekitar 1,4 triliun Rupiah bagi Haiti.

6 dari 10 provinsi di Haiti telah melaporkan terkena wabah kolera. Banyak diantaranya permukiman padat seperti Cite Soleil. Sekitar 400 ribu warga tinggal di gubuk-gubuk kayu yang dikelilingi tumpukan sampah dan saluran air yang mengeluarkan bau tak sedap.

Tak heran, jumlah penderita kolera yang mendatangi rumah sakit setempat setiap hari terus bertambah. Banyak warga yang sudah tidak tertolong, seperti yang diungkapkan suster Marcella, "Kami mendapat banyak pasien. Kami belum tahu pasti mereka terkena kolera atau bukan, karena kami tidak punya peralatan untuk menjalani tes yang diperlukan. Namun banyak pasien yang menunjukkan gejala-gejala kolera. Diare dan muntah-muntah. Kemarin saja, enam pasien tewas."

Sedangkan bantuan di ibukota Port-au-Prince sudah dinilai mencukupi. Sejumlah lembaga bantuan internasional masih siaga sejak bencana gempa bumi di Haiti yang menewaskan lebih dari 2 juta warga. Kamp-kamp pengungsian menyediakan air bersih. Tenaga sukarela juga berusaha memberikan informasi kepada warga, misalnya melalui kampanye, untuk menghindari kepanikan.

Belum ada angka pasti penderita kolera di Haiti. Pemerintah Haiti melaporkan, terdapat lebih dari 14 ribu kasus, dengan korban tewas lebih dari 900 orang. Namun lembaga-lembaga bantuan internasional memperkirakan angka yang lebih tinggi. Situasi yang tidak pasti di Haiti harus segera diatasi dan penyaluran bantuan ke luar ibukota Port-au-Prince harus dilaksanakan lebih cepat.

Julie Schindall dari Oxfam, lembaga bantuan Inggris, menyatakan, "Kami sekarang konsentrasi ke wilayah-wilayah di luar Port-au-Prince, karena tingginya permintaan akan tenaga sukarela, persediaan air bersih dan sanitasi. Kami harus melihat bagaimana kami dapat merespon permintaan-permintaan tersebut."

Wabah kolera di Haiti diperparah Badai Tomas yang melanda awal bulan November ini. Hujan lebat mengakibatkan sungai-sungai meluap, termasuk sungai Artibonite yang diduga sebagai medium penyaluran wabah. Wilayah-wilayah yang dilalui sungai Artibonite merupakan wilayah terparah yang terjangkit kolera, dengan angka kematian hampir 600 warga.

Martin Polansky/afp/Carissa Paramita

Editor: Andriani Nangoy