1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korea Selatan Tingkatkan Status Siaga Militer

10 April 2013

Kementerian Pertahanan Korea Selatan menerangkan, Korea Utara mempersiapkan uji coba rudal. Sekjen PBB Ban Ki Moon memperingatkan situasi bisa tidak terkendali.

https://p.dw.com/p/18Crv
©Kyodo/MAXPPP - 04/04/2013 ; PYONGYANG, North Korea - military parade in Pyongyang in October 2010. (Kyodo)
Roket Korea UtaraFoto: picture-alliance/dpa

Situasi di Semenanjung Korea tetap tegang. Pejabat senior militer Korea Selatan menyampaikan, Korea Selatan kini meningkatkan status siaga militer. Menurut laporan Kantor berita Korea Selatan Yonhap, Pasukan Gabungan Korea Selatan meningkatkan status siaga ”Watchcon” dari 3 menjadi 2.

Pejabat militer yang tidak mau disebut namanya menerangkan, Korea Utara sudah merampungkan persiapan untuk uji coba rudal. Kemampuan Korut meluncurkan peluru kendali mencakup rudal tipe Scud dan rudal jarak menengah tipe Rodong. Korea Utara baru-baru ini menempatkan sarana peluncur rudal ke pantai timur.

Peringatan Korea Selatan dikeluarkan saat Pyongyang sedang mempersiapkan perayaan ulang tahun pendirinya, Kim Il Sung, tanggal 15 April mendatang. Ini adalah tanggal bersejarah bagi Korea Utara dan negara itu ingin mendemonstrasikan kekuatan militernya.

PBB Peringatkan Situasi Berbahaya

Sekretaris Jendral PBB Ban Ki Moon menyatakan, ia sangat prihatin dengan ketegangan yang terjadi di Semenanjung Korea. ”Jika terjadi insiden kecil karena miskalkulasi atau penilaian yang salah, ini bisa menciptakan situasi yang tidak terkendali”, katanya.

Menteri Luar Negeri Korea Selatan Yun Byung-Se menerangkan kepada parlemen, ia tetap mencoba semua jalur diplomatik untuk meminta Pyongyang menahan diri. ”Melalui koordinasi erat dengan Cina dan Rusia, pemerintah terus berusaha membujuk Korea Utara agar mengubah sikapnya”, kata Yun.

Cina adalah mitra utama Korea Utara. Tapi beberapa waktu terakhir, Cina menyampaikan kritik kepada rejim Korut dan mendesak Kim Jong-Un menghentikan provokasinya. Cina juga mendukung resolusi PBB terhadap Pyongyang.

Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle memperingatkan Korea Utara agar menghentikan retorika perangnya. ”Ini adalah ancaman serius, tidak hanya bagi stabilitas di kawasan itu, melainkan juga bagi struktur keamanan internasional,” kata Westerwelle dalam sebuah pertemuan di Den Haag.

AS Tegaskan Dukungan Kepada Korsel

Komandan Pasukan AS untuk kawasan Pasifik, Admiral Samuel Locklear menyatakan, Amerika Serikat akan mempertahankan diri dan juga negara mitranya. ”Kami sudah menunjukkan kepada masyarakat di kawasan itu, menunjukkan pada pimpinan Korea Utara, kemampuan dan kemauan kami untuk mempertahankan diri, mempertahankan negara-negara mitra serta pasukan kami yang ada di garis depan,” katanya.

Militer Amerika Serikat percaya, Korut sudah menempatkan beberapa rudal jenis Musudan ke pantai timur. Korut mungkin melakukan ujicoba dengan menembakkan dua rudal ke laut lepas.

Kementerian Pertahanan Jepang juga mengambil langkah pengamanan. Jepang, Selasa (09/04) menyiagakan beberapa sistem penangkis rudal Patriot jenis PAC-3 untuk melindungi kawasan metropolitan Tokyo dan sekitarnya.

Pyongyang sudah beberapa kali melakukan ujicoba roket jarak dekat jenis Scud. Korut masih punya roket jarak menengah jenis Musudan dan Nodong. Roket Musudan diperkirakan punya daya jangkau sekitar 3000 sampai 3500 kilometer.

Para pengamat memperkirakan, ketegangan di Semenanjung Korea akan terus berlangsung sampai akhir April. Saat ini, militer Korea Selatan dan Amerika Serikat sedang melakukan latihan gabungan sampai akhir April. Korea Utara melihat latihan gabungan itu sebagai ancaman terhadap kedaulatannya.

HP/DK (rtr, afp, dpa)