1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korea Utara Kirim Sinyal Tak Akan Berubah

30 Desember 2011

Korea Utara, hari Jumat (30/12) mengingatkan bahwa kematian Kim Jong Il tidak akan membuat sikap mereka terhadap Korea Selatan melunak.

https://p.dw.com/p/13bt8
Kematian Kim Jong Il tak akan membuat Korea Utara berubah?Foto: AP

Komisi Pertahanan Nasional yang sangat berkuasa di Korea Utara mengatakan bahwa negaranya tidak akan pernah berunding dengan presiden Korea Selatan Lee Myung-bak, yang sejak tahun 2008 mengeluarkan kebijakan menghentikan bantuan kepada Korea Utara.

Pesan itu menyebut bahwa Korea Utara telah bersatu disekitar Kim Jong Un, dan menyebutnya sebagai “Pemimpin Besar”, sebuah julukan yang sebelumnya dipakai sang ayah yang baru saja meninggal dunia Kim Jong Il. “Kami menyatakan dengan khidmat dan percaya diri bahwa para politisi bodoh di seluruh dunia, termasuk kelompok boneka di Korea Selatan, seharusnya jangan berharap akan ada yang berubah dari kami. Kami tidak akan pernah berurusan dengan pengkhianat Lee Myung-bak” demikian isi pernyataan Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara.

Putera bungsu Kim Jong Il itu, pada hari Kamis diumumkan sebagai pemimpin tertinggi militer, partai dan rakyat Korea Utara. Pengumuman disampaikan dalam prosesi penguburan Kim Jong Il yang menandai hari terakhir berkabung dan dihadiri puluhan ribu elit dan rakyat Korea Utara.

Jajaran tertinggi pemerintahan tampil dan berkumpul di sekitar Kim Jong Un. Pemuda yang diperkirakan belum lagi berusia 30 tahun dan tidak berpengalaman, sehingga menimbulkan pertanyaan di luar Korea Utara mengenai kemampuannya untuk memimpin negosiasi mengenai program senjata nuklir serta mengatasi puluhan tahun kesulitan ekonomi yang mendera negeri itu serta masalah makin menipisnya persediaan bahan pangan di negeri yang terisolasi dari dunia luar tersebut.

Dengan suara permusuhan, perempuan pembawa berita TV milik negara membacakan pernyataan Komisi Pertahanan Nasional yang mengatakan bahwa kejahatan puncak dari pemerintahan Lee adalah ketika mencegah rakyat Korea Selatan mengunjungi Korea Utara untuk memberikan penghormatan kepada Kim Jong Il.

Sebelumnya, Korea Utara menyatakan bahwa para delegasi asing tidak akan diperkenankan hadir di pemakaman, tapi mereka akan menerima dengan tangan terbuka jika rakyat Korea Selatan ingin datang dan memberikan penghormatan bagi Kim Jong Il.

“Meski kehilangan Kim Jong Il, tapi kami kini punya Kim Jong Un yang kami hormati dan kami sayang“ kata Kang Chol Bok, anggota pasukan keamanan internal rakyat Korea Utara. Dia mengatakan “Kami akan mengubah kesedihan ini menjadi kekuatan dan keberanian”.

Sinyal keras ini adalah sebuah peringatan agar Seoul tidak menganggap ringan pemimpin baru Korea Utara, demikian pendapat Koh Yu-hwan, pakar Korea Utara di Universitas Dongguk, Seoul. Pernyataan ini juga dimaksudkan untuk menaikkan posisi tawar Pyongyang agar bisa mendapat konsesi lebih besar dalam perundingan di masa datang.

Andy Budiman

Editor: Hendra Pasuhuk