1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korut Tembakkan Dua Rudal Balistik

18 Maret 2016

Korea Utara tembakkan dua roket balistik jarak menengah ke arah lautan. Provokasi dilancarkan beberapa hari setelah Kim Jong Un perintahkan uji coba nuklir berikutnya.

https://p.dw.com/p/1IFkZ
Symbolbild Nordkorea Atomtest
Foto: picture-alliance/dpa/Kcna

Badan pertahanan AS menyatakan, mereka mencatat dua kali penembakan roket dari Korea Utara. Diperkirakan keduanya adalah rudal berjarak menengah tipe Rodong yang ditembakkan dari kendaraan peluncur roket.

Roket pertama dilaporkan meluncur sekitar 800 km dari pantai timur Semenanjung Korea, sebelum mendarat di laut. Demikian laporan kantor berita Korea Selatan, Yonhap. Seorang juru bicara kementrian mengatakan, misil pertama ditembak dari Sukchon di bagian barat daya, tanggal 18 Maret.

Yang kedua ditembakkan sekitar 20 menit setelahnya, kemudian hilang dalam waktu singkat dari radar di ketinggian sekitar 17 km. Lokasi penembakkan roket pertama diperkirakan sama dengan roket ke dua. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe kini mengeluarkan perintah penyelidikan untuk menjaga keamanan lalulintas laut di daerah laut di mana roket jatuh.

Yonhap membenarkan, roket kemungkinan bertipe Rodong, demikian keterangan militer. Ditambahkan juga, roket kedua diperkirakan meledak di udara.

Meningkatnya kekerasan

Sepekan lalu, Korea Utara sudah mengadakan uji coba peluru kendali. Tetapi Rodong terakhir dites dua tahun lalu. Pengamat menilai langkah ini sebagai peningkatan kesediaan menggunakan kekerasan, sesuai ancaman yang dlontarkan pemimpin Korut Kim Jong Un.

Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye mengatakan awal pekan ini, tingkah Korea Utara yang provokatif mencerminkan krisis di Pyongyang, akibat isolasi diplomatik dan ekonomi yang maskin bertambah.

"Jika Korea Utara lanjutkan provokasi dan konfrontasi dengan dunia internasional dan tidak ubah sikap, itu akan menghancurkan dirinya sendiri," demikian Park.

Permainan perang

Penembakan roket Korea Utara diperintahkan di tengah ketegangan yang makin tinggi, akibat serangkaian sanksi baru yang ditetapkan Dewan Keamanan PBB. Latihan militer yang terus diadakan Korea Selatan dan AS ditanggapi Korea Utara sebagai tanda ingin menginvasi Korea Utara.

Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan pernyataan yang menyerukan kepada Pyongyang untuk menghentikan segala tindakan yang bisa "meningkatkan ketegangan". Tapi Korea Utara sudah menyatakan sebelumnya, akan terus melakukan uji coba.

ml/as (AFP, Reuters, AP)