1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korea Utara Tolak Tawaran Dialog

7 Agustus 2017

Korea Utara menolak tawaran dialog dari Korea Selatan dan menyebut tawaran itu "tidak tulus". Menlu Korut dan Korsel sempat berbicara di sela-sela forum regional ASEAN di Filipina.

https://p.dw.com/p/2hnbp
Nordkorea - Raketentest
Foto: Reuters/KCNA

Media pemerintah Korea Utara menyatakan bahwa tidak akan ada negosiasi mengenai program senjata nuklir kontroversialnya saat ini. Korea Utara juga menolak sanksi baru yang diberlakukan oleh PBB pada hari Sabtu.

Kantor berita KCNA mengatakan bahwa sanksi tersebut merupakan "pelanggaran keras terhadap kedaulatan kita" dan Korut berjanji untuk mengambil tindakan.

Keputusan Dewan Keamanan PBB diambil dengan suara bulat setelah Korea Utara berulang kali melakukan uji coba rudal.

Menteri luar negeri Korea Selatan Kang Kyung-wha dan rekannya dari Korea Utara Ri Yong Ho hari Minggu (6/8) sempat mengangkat isu program nuklir itu di sela-sela forum regional ASEAN di Manila, Filipina.

Nordkorea Kim Jong Un Freude nach dem Test der Hwasong-14 Rakete
Pimpinan Korut Kim Jong Un gembira setelah uji coba rudal Hwasong-14 berhasil, Juli 2017.Foto: Reuters/KCNA

Prakarsa politik Korea Selatan

Media Korea Selatan memberitakan, Menlu KangKyung-hwa dan Ri Yong Ho berjabat tangan dalam sebuah pertemuan singkat pada acara makan malam resmi ASEAN.

Kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan, Kang mengatakan bahwa penolakan Ri atas usulan perundingan tersebut tampaknya terkait dengan sanksi baru PBB.

"Saya mengatakan kepadanya bahwa ada masalah mendesak yang harus segera dilakukan dan meminta pihaknya untuk bereaksi secara proaktif," kata Kang.

Menteri luar negeri Cina Wang Yi mengatakan kepada wartawan hari Senin (78): "Perkiraan saya adalah bahwa Korea Utara tidak sepenuhnya menolak usulan positif yang diajukan oleh Korea Selatan." Wang Yi menambahkan bahwa Cina juga mendukung prakarsa Korea Selatan. Cina adalah sekutu terdekat Korea Utara.

KCNA hari Senin menyatakan, Korea Utara akan melanjutkan program senjata nuklirnya dan "tidak akan menghentikan program nuklir kita di meja perundingan".

AS dan Korsel akan lakukan manuver militer

Dalam sebuah percakapan telepon, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Presiden AS Donald Trump sepakat untuk meningkatkan tekanan dan sanksi terhadap Korea Utara.

Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi baru terhadap bisnis ekspor Korea Utara yang mencapai nilai 3 miliar dolar AS per tahun. Serangkaian sanksi baru itu bisa menurunkan bisnis ekspor Korut sampai sepertiganya.

USA Moon Jae-in und Donald Trump
Presiden Korea Selatan Monn Jae-In (kiri) dan Presiden AS Donald Trump (kanan) di Gedung Putih, Juli 2017Foto: picture alliance/newscom/K. Dietsch

Dalam percakapan telepon itu, Moon dan Trump menyatakan akan bekerjasama menghadapi ancaman dari Korea Utara dan akan melanjutkan kerjasama militer serta manuver bersama yang bakal digelar akhir Agustus ini, kata juru bicara pemerintah Korea Selatan Park Su-hyun kepada wartawan.

Moon juga menekankan, tetap penting untuk menunjukkan kepada Korea Utara, bahwa pintu dialog masih terbuka, jika Pyongyang menghentikan program nuklirnya.

hp/ml (rtr, afp, ap)