1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korsel Agendakan Pembangunan dalam KTT G20

Edith Koesoemawiria11 November 2010

Ketimpangan perdagangan internasional serta manipulasi nilai mata uang sejak awal diperkirakan menjadi tema utama. Namun tuan rumah, Korea Selatan juga mengagendakan pembangunan sebagai butir bahasan.

https://p.dw.com/p/Q6Cp
Gedung tempat berlangsung KTT G20 di Seoul, Korea SelatanFoto: DW

Masyarakat sipil dilarang berdemonstrasi di dekat gedung pertemuan. Pertemuan G20 di Seoul, Korea Selatan, dijaga ketat. Tapi pesan para pengunjuk rasa tetap sampai ke pertemuan, yakni agar tidak hanya membicarakan ekonomi makro.

Kencendrungan bahwa KTT G20 akan hanya berkutat dengan masalah ekonomi pasar terlihat jelas dengan berbagai pembicaraan bilateral yang telah bergulir dan pergesekan yang terjadi, antara lain akibat upaya-upaya memanipulasi nilai mata uang. Kritik terakhir ditujukan kepada Amerika Serikat. Federal Reserve baru-baru ini mengucurkan 600 milyar Dolar untuk membeli surat berharga dan memperbaiki kondisi ekonomi.

Menteri Keuangan Amerika Serikat Timothy Geithner menepis tuduhan itu. Sementara Presiden Barack Obama yang juga menghindar, menyatakan lebih penting membicarakan langkah-langkah menuju pertumbuhan yang berimbang dan berkelanjutan. Berusaha mengatasi friksi ini, Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barosso mengingatkan bahwa G20 merupakan forum utama untuk menjalin kerjasama ekonomi.

Tuan rumah, Korea Selatan juga mengagendakan pembangunan sebagai butir bahasan. Presiden Lee Myung Bak mengatakan bahwa ketimpangan ekonomi makro merupakan isu yang harus diselesaikan segera. Tapi secara jangka panjang, kesenjangan dalam pembangunan juga merupakan isu penting yang harus diatasi.

Selain itu, Sekretaris Jendral PBB Ban Ki Moon sejak awal menjamin akan mengupayakan agar negara-negara kaya tidak melupakan kaum miskin. "Saya akan melakukan segalanya untuk menjamin, bahwa para wakil dari ekonomi-ekonomi terbesar dan terkuat di dunia ini, agar menemukan solusi bagi masyarakat yang termiskin dan terlemah dalam perencaan mereka.“

Dalam hal ini Kanselir Jerman Angela Merkel segera menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang bisa menopang pembangunan di negara-negara berkembang, "Kita harus keluar dari sistim lama dalam menangani bantuan pembangunan dan melangkah menuju titik di mana mekanisme ekonomi pasar juga akan memakmurkan negara-negara berkembang. Saya kira, Korea Selatan merupakan contoh pertumbuhan yang hebat, bagaimana dalam 50 tahun terakhir berhasil maju dari salah satu negara termiskin di dunia dan menjadi negara industri yang terus berkembang. Ini seharusnya menjadi contoh bagi banyak negara , yang sampai ini masih terhitung sebagai negara berkembang."

Kalangan aktivis pro rakyat juga menyambut dimasukkannya tema pembangunan dalam agenda pembicaraan G20. Namun juga memperingatkan bahwa pendekatan baru terhadap kemiskinan itu jangan sampai dipakai sebagai alasan untuk melupakan janji-janji bantuan yang pernah dibuat. Begitu ungkap Direktur organisasi Save The Children, Adrian Lovett. Menurutnya banyak janji-janji bantuan yang sebelumnya dibuat sampai kinipun belum dipenuhi. Juga Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva mengingatkan bahwa ekonomi dunia akan bergulir menuju kebangkrutan apabila negara-negara kaya hanya bergantung pada pertumbuhan dan ekspor untuk memulihkan ekonominya, tapi tidak meningkatkan daya beli rakyat.

Edith Koesoemawiria/rtr/afp
Editor: Hendra Pasuhuk