1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korut Ancam Akan Tingkatkan Persenjataan

16 Oktober 2010

Media pemerintah Korea Utara mengancam akan meningkatkan persenjataan. Ancaman ini diduga bermuara pada pernyataan AS untuk tidak mencabut sanksinya terhadap Korea Utara akibat program atomnya.

https://p.dw.com/p/Pfgz
Parade militer Korea UtaraFoto: AP

Setelah sempat tenang beberapa saat, suara berang dari Korea Utara kembali dilancarkan ke arah Korea Selatan. Sebuah latihan militer multinasional yang juga diikuti oleh Korea Selatan di perairan dekat kota pelabuhan Korea Selatan, Busan, disebut Korea Utara sebagai pernyataan terbuka untuk melancarkan perang. Demikian menurut kantor berita Korea Utara KCNA hari Sabtu (16/10) yang mengutip komentar harian pemerintah "Minju Joson".

Selanjutnya harian itu menulis, "pemerintah boneka (Korea Selatan) telah membeberkan rencana jahatnya yang menghancurkan suasana dialog dan perdamaian yang dengan susah payah berhasil dicapai. Rencana ini juga menyeret hubungan antar-Korea menuju kondisi perang."

South_Korea_UN_North_Korea_Rights_SEL101_357423125112009G.jpg
Foto: AP

Manuver PSI di perairan Korsel

Dalam sebuah komentar terpisah dari harian resmi Partai Komunis Korea Utara, Rodong Sinmun, ditulis bahwa negerinya akan meningkatkan kekuatan angkatan bersenjata hingga seribu kali lipat, bila Amerika Serikat masih tetap melanjutkan ancaman militernya terhadap Korea Utara.

Hari Kamis (14/10) empat negara yang tergabung dalam Inisiatif Proliferasi Keamanan, PSI, melakukan latihan bersama atau yang disebut manuver. Pesawat tempur dan kapal-kapal perang dari Amerika Serikat, Jepang, Australia dan Korea Selatan melancarkan manuver yang bertujuan untuk melatih pencegahan penyaluran senjata pemusnah massal. Sebelumnya Korea Selatan terlibat dalam manuver PSI hanya sebagai pengamat untuk tidak membuat gusar tetangganya Korea Utara. Namun, setelah Korea Utara bulan Mei tahun lalu untuk kedua kalinya melakukan ujicoba bom atom, pemerintah di Seoul memutuskan untuk mengikuti manuver PSI.

Südkorea Marine Militär Taenan Flash-Galerie
Kapal AL KorselFoto: AP

PSI dituding lakukan pengamatan kapal-kapal Korut

Sebelumnya pemerintah Korea Selatan mengumumkan bahwa latihan militer besar-besaran itu tidak ditujukan bagi negara tertentu. Tetapi harian pemerintah Korut Minju Joson di Pyongyang menuding negara peserta melakukan pengamatan kapal-kapal milik negara-negara komunis, seperti Korea Utara.

"Blokade angkatan laut yang hanya dapat dilihat selama perang, tidak dapat ditolerir," dan manuver yang berlangsung satu hari itu dilihat sebagai pelatihan yang bertujuan untuk "menangkap, memeriksa dan mengejar kapal-kapal serta memblokir pelabuhan-pelabuhan kami", demikian Minju Joson. Selanjutnya ditambahkan bahwa "tindakan provokatif seperti yang dilakukan PSI tidak akan membawa apa pun juga kecuali konflik-konflik militer dan memperburuk hubungan antar-Korea."

Tenggelamnya sebuah kapal perang Korea Selatan bulan Maret lalu yang menurut penyidikan internasional akibat tembakan torpedo Korea Utara, telah memperuncing ketegangan hubungan antara kedua negara Korea itu. Setelah itu, hubungan kelihatan menjadi agak tenang dan dari Korea Utara terdengar suara yang cenderung memberikan kesan damai. Awal bulan Oktober ini kedua negara Korea telah sepakat untuk melanjutkan pemberian kesempatan pertemuan keluarga yang terpisah melalui perang Korea mulai tanggal 30 Oktober mendatang.

Christa Saloh/afpd/ap/afpe

Editor: Ziphora Robina