1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korut Ancam Kerahkan Misil Baru

22 Mei 2017

Korea Utara mengancam pengerahan dan produksi massal rudal jarak menengah terbaru. Pyongyang kembali ujicoba misil pengangkut hulu ledak nuklir yang bisa menjangkau Jepang dan pangkalan militer AS di semenanjung Korea.

https://p.dw.com/p/2dM1C
Norkorea Rakete
Foto: Getty Images/KCNA

Korut Ancam Kerahkan Misil Baru Hadapi Politik AS

Korea Utara mengklaim ujicoba misil terbaru yang bisa menjangkau Jepang dan pengkalan militer AS di semenanjung Korea hari Minggu (21/5) sebagai sukses. Misil Pukguksong-2 dalam ujicoba disebutkan mencapai ketinggian 510 km dan terbang sejauh 510 km sebelum jatuh ke laut. Pyongyang mengancam akan meluncurkan lebih banyak ujicoba misil di masa depan.

Korut Ancam Kerahkan Misil Baru Hadapi Politik AS

Media Korea Utara melaporkan, peluncuran misil terbaru mendemonstrasikan kesiapan tempur negara komunis tersebut. Ini juga "jawaban" bagi politik Presiden AS Donald Trump terhadap Korea Utara. Kantor berita KCNA melaporkan, pimpinan negara Kim Jong Un memimpin langsung ujicoba dan memerintahkan kesiapan pengerahannya di medan tempur.

"Peluncuran ujicoba rudal berbahan bakar padat tersebut mengkonfirmasikan kehandalan dan akurasi misil jarak menengah yang bisa mengangkut hulu ledak nuklir," tulis kantor berita resmi Korut itu lebih lanjut. Korut pekan lalu juga mengklaim sukses ujicoba roket Hwasong-12 yang disebut bisa angkut hulu ledak nuklir.

Siap produksi massal misil

Lebih lanjut media Korea Utara juga melaporkan mengutip Kim Jong Un bahwa negara komunis itu siap produksi massal roket Pukguksong-2. Produksi bisa dipercepat, untuk mengantisipasi ancaman dari Jepang dan Korea Selatan serta 80.000 serdadu Amerika yang ditempatkan di kedua negara, demikian tegas Pyongyang.

Korea Selatan langsung menggelar sidang dewan keamanan nasionalnya setelah peluncuran misil terbaru dari negara tetangga yang juga musuh bebuyutannya. Kementrian luar negeri di Seoul menyebut, ujicoba misil terbaru ibarat guyuran es pada upaya peredaan ketegangan di kawasan.

Sementara Cina yang merupakan sekutu paling erat Korea Utara kembali mengimbau semua pihak untuk menahan diri dan melakukan dialog. Jurubicara kementrian luar negeri di Beijing, Hua Chunying dalam konferensi pers mengatakan."Situasi di semenanjung Korea amat sensitif dan kompleks. Kami mengimbau semua pihak agar tidak saling memprovokasi dan kembali ke jalur dialog serta konsultasi."

as/yf(ap,rtr,afp)