1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

170210 Kosovo Jahrestag Unabhängigkeit

17 Februari 2010

Tidak terdapat banyak alasan bagi banyak warga Kosovo untuk merayakan hari kemerdekaan mereka, 17 Februari. Negara termuda di Eropa ini masih tetap memperjuangkan legitimasinya.

https://p.dw.com/p/M48S
Foto: picture-alliance/ dpa

Dua tahun setelah proklamasi kemerdekaan, yang paling sering dikatakan para pejabat adalah keberhasilan yang diraih Kosovo, keberhasilan membentuk lembaga-lembaga negara. Kosovo memiliki konstitusi sendiri, pengadilan konstitusional, pasukan keamanan sendiri, badan intelejen serta misi diplomatik di 21 negara. 65 negara telah mengakui kemerdekaan Kosovo. Selain itu, Kosovo juga merupakan anggota Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia.

Melihat ini semua, Presiden Kosovo Fatmir Sejdiu, tidak sungkan memperlihatkan rasa puasnya, "Kosovo telah menunjukkan stabilitas politik, ekonomi serta nasional. Buruknya ramalan yang telah diperkirakan, eksodus warga Serbia, serangan balas dendam terhadap Serbia atau diskriminasi terhadap kaum minoritas, tidak terbukti. Yang terjadi justru sebaliknya. Selain di bagian wilayah Serbia, di Kosovo hubungan dengan warga minoritas terjalin dengan baik.“

Tergantung di mana mereka tinggal, warga Serbia di Kosovo menilai situasi di negara ini berbeda-beda. Sebagian besar warga Serbia masih merasa tidak puas, terutama mereka yang tinggal di bagian utara. Salah seorang dari mereka, Marko Jakšić, mengeluhkann, bahwa situasi bagi warga Serbia sejak kemerdekaan Kosovo telah memburuk secara dramatis. “Tidak ada perspektif, tidak ada kebebasan bergerak bagi warga Serbia. Dan kita tidak boleh melupakan, bahwa kemerdekaan Kosovo dapat tercapai karena pemboman terhadap Serbia.”

Rasa tidak puas juga ditunjukan oleh warga Kosovo Albania, bukan situasi poitik melainkan masalah sosial dan ekonomi: korupsi yang merajalela, hampir separuh penduduk menganggur, terdapat lebih dari 45 persen penduduk miskin, upah yang rendah. Hampir setiap hari muncul protes: terhadap bidang kesehatan, hukum atau terhadap polisi.

Menjawab pertanyaan, seberapa besar potensi kerusuhan akan terjadi di Kosovo, Presiden Sejdiu mengatakan, "Setiap orang memiliki kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya, juga melalui protes atau pemogokan, undang-undang telah memungkinkan hal ini. Lembaga-lembaga harus menemukan jawaban sesuai dengan situasi anggaran yang memungkinkan. Walapun demikian, stabilitas negara jangan sampai terancam.”

Sementara itu, perjuangan untuk mendapatkan pengakuan internasional belum juga menunjukkan kesuksesan seperti yang diharapkan. Memang berdirinya Kosovo telah diakui oleh negara-negara Barat utama dan oleh hampir semua negara tetangganya. Akan tetapi lima negara anggota Uni Eropa ditambah Rusia, Cina serta Serbia belum mengakui kemerdekaan Kosovo. Saat ini, proses pengakuan mengalami kemandegan, karena banyak negara ingin menunggu hasil penyelidikan Mahkamah Internasional di Den Haag, Belanda, mengenai legalitas proklamasi kemerdekaan Kosovo.

Bahri Cani/Yuniman Farid

Editor: Hendra Pasuhuk