1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

210510 Thailand Aufräumarbeiten

21 Mei 2010

Setelah kerusuhan di ibukota Thailand, Bangkok, ratusan tentara masih terus bersiaga, berpatroli di wilayah kota. Sementara itu upaya membersihkan kota sudah mulai dilakukan.

https://p.dw.com/p/NTsc
Seorang biksu menarik barang miliknya melewati wilayah yang dilanda kerusuhan di kota BangkokFoto: AP

Jantung kota Bangkok mulai dibenahi. Petugas dinas kebakaran berusaha memadamkan kobaran api yang tersisa, termasuk di lantai atas sejumlah pusat perbelanjaan. Tugas sulit karena bahaya mengancam keselamatan petugas. Kamis kemarin (20/05), petugas bantuan harus siaga terhadap serangan penembak tersembunyi. Surat kabar melaporkan, di hotel Four Season yang sudah berminggu-minggu ditutup, tentara menemukan bahan peledak yang diikatkan di tangki gas, cukup untuk meluluhlantakan bangunan.

Polisi mempertunjukkan senjata, munisi dan bahan peledak, yang ditemukan di sekitar lokasi utama unjuk rasa Baju Merah, di persimpangan jalan Rajaprasong. Terlihat di nataranya granat, senjata otomatis dan pistol. Porntip Rojanasunan, juru bicara tim penyidik khusus kepolisian Thailand mengemukakan, "Aparat keamanan menemukan banyak sekali komponen untuk merakit bahan peledak, berbagai bahan untuk membuat bom dan granat. Kami juga menemukan tempat perakitannya."

Sejumlah pemimpin Baju Merah, termasuk tujuh orang yang ditahan polisi, dikenai tuduhan terorisme. Ancaman terberatnya hukuman mati.

Juru bicara pemerintah Panitan Wattanayagorn menunjukkan rekaman video dari unjuk rasa Baju Merah di perempatan Rajaprasong. Dalam rekaman itu, para pemimpin unjuk rasa, antara lain Nattawut Saikua, menyerukan untuk melakukan kekerasan.

"Jika mereka ingin menangkap seseorang, maka mereka harus menangkap saya. Jika pemerintah mengakhiri protes dengan kekerasan, maka semua akan terbakar habis," demikian suara Nattawut Saikua yang terekam.

Di pusat kota Bangkok saja hampir 40 gedung yang terbakar, termasuk sejumlah pusat perbelanjaan mewah, empat diantaranya hancur total dan harus dirobohkan. Kerugian mencapai miliaran Dolar AS. Juru bicara pemerintah Panitan mengatakan, pemerintah tidak memperhitungkan vandalisme yang begitu rupa. "Sebagian dari apa yang terjadi di bangkok adalah akibat kekecewaan dan rasa frustasi demonstran. Tetapi tetap sulit dimengerti bagaimana bisa sampai terjadi eskalasi kekerasan."

Para pemimpin gerakan protes menyerukan semua pendukung Baju Merah untuk menghindari kekerasan lanjutan serta menghentikan semua aksi pembakaran dan pengrusakan. Sementara itu, di sejumlah provinsi di utara dan timur laut Thailand dilaporkan terjadi serangan terhadap instansi umum juga bentrokan antara penentang pemerintah dan aparat keamanan.

Di televisi, PM Abhisit Vejjajiva memerintahkan pemulihan situasi di ibukota Bangkok dan provinsi lain di Thailand. Pemerintah akan melanjutkan rencana rekonsiliasi berdasarkan pada partisipasi, demokrasi dan keadilan, kata Abhisit. Namun ia tidak menjelaskan apakah rencana itu termasuk pembubaran parlemen dan pemilu bulan November seperti yang ia tawarkan sebelumnya.

Demonstrasi anti pemerintah yang dimulai bulan Maret lalu menyebabkan sedikitnya 85 orang tewas dan 1800 lainnya luka-luka akibat bentrokan dengan aparat keamanan. Sejumlah hotel mewah dan pusat perbelanjaan terpaksa tutup berminggu-minggu saat demonstran Baju Merah, pendukung mantan PM Thaksin yang digulingkan, menduduki kawasan bisnis di jantung Bangkok.

Bernd Musch-Borowska/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid