1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kredit Mudah Bagi Korban Banjir Pakistan

31 Agustus 2010

Terdapat sedikit kemajuan dalam situasi bencana banjir yang menada Pakistan. Perlahan, perhatian ditujukan pada tugas besar membangun kembali wilayah yang luluh lantak akibat banjir.

https://p.dw.com/p/P0rW
Desa Shah Ghar , distrik Muzaffargarh, provinsi Punjab PakistanFoto: AP

Sebuah lembaga swadaya masyarakat Akhuwat di Pakistan meluncurkan rencana inovatif untuk membantu korban banjir di selatan Punjab, agar mereka dapat sesegera mungkin berdiri sendiri.

Pinjaman Lunak bagi Korban Banjir

Di bawah koordinasi LSM Akhuwat Pakistan, para keluarga yang terimbas bencana banjir menerima mikro kredit yang ditujukan untuk membuka lapangan kerja bagi para korban bencana. Pinjaman bebas bunga ini dapat diperoleh tanpa persyaratan sulit.

Pakistan Überschwemmung Flutkatastrophe Flüchtlingslager bei Karachi
Korban banjir PakistanFoto: picture alliance/dpa

Direktur eksekutif LSM Akhuwat, Amjad Saqib menjelaskan: “Lihat, apapaun yang terjadi sekarang adalah kerja –kerja penyelamatan. Orang-orang membutuhkan makanan, tenda, obat-obatan. Namun semua ini akan selesai dalam dua bulan ke depan. Lalu kemudian akan muncul tantangan baru, bagaimana untuk merehabilitasi orang-orang ini? Bagaimana supaya mereka dapat kembali mandiri? Sementara ini kami berkutat dengan kerja-kerja penyelamatan terus-menerus di lapangan, dan dalam dua bulan kami akan mengalihkan fokus kami pada wilayah yang terimbas bencana paling parah, di distrik Rajanpur. Persiapan kami dalam menghimpun dana dan memobilisasi sumber daya berjalan lancar. Kami akan memilih 10 ribu keluarga yang terimbas bencana dan menyediakan mereka dengan pinjaman bebas bunga. Lalu membantu mereka memulai lagi usaha yang terpaksa mereka tinggalkan akibat banjir.“

Pakistan Flut Katastrophe 2010
Tak mudah untuk memulai kembaliFoto: AP

Setiap keluarga korban banjir bakal menerima sekitar 1,3 hingga 3 juta rupiah, sebagai pinjaman bebas bunga. Tak ada jaminan atau dokumen yang perlu dibawa untuk memperoleh pinjaman, ataupun biaya administrasi. Menurut Izhar Hashmi, yang merupakan direktur LSM Akhuwat, para penerima pinjaman akan dapat membeli bibit tanaman atau memelihara kambing ataupun ternak lainnya dengan uang tersebut. Mereka juga bisa membuka toko kecil di desa mereka atau membeli gerobak keledai dan memulai bisnis transportasi. Dengan pemasukan yang diperoleh dari bisnis itu, mereka diharapkan dapat mengembalikannya dalam 30 bulan ke depan. Uang yang dikembalikan itu akan didistribusikan lagi ke orang-orang lainnya yang membutuhkan. Untuk program tersebut, Akhuwat akan menghimpun dana hingga 1,4 juta euro dari sumbangan. Lanjut Amjab Saqib : „Kita tidak akan membiarkan orang Pakistan menjadi pengemis. Namun ingin mengembangkan potensi mereka untuk bekerja giat demi masa depan. Mereka akan bangkit atas usaha sendiri dan mandiri lagi.“

Kata „Akhuwat“ memiliki arti „persaudaraan“ dalam bahasa Arab. Filosofi organisasi tersebut dalam menyediakan mikro kredit terinspirasi oleh ajaran Islam yang melarang mengambil untung dari bunga. Namun boleh menyediakan pinjaman bagi non Muslim, seperti misalnya pada minoritas Kristen, yang bergantung pada infrastruktur mesjid dan gereja. LSM Akhuwat telah bekerja di Pakistan lebih dari sembilan tahun dan mengklaim rata-rata pengembalian pinjaman mencapai hampir seratus persen.

Pakistan Flut Katastrophe 2010
Infrastruktur rusak akibat banjirFoto: picture-alliance/dpa

Akhir-akhir ini kritik bermunculan diantara kelompok-kelompok mikro kredit , karena menuntut rata-rata bunga yang tinggi. Hal ini dapat menimbulkan masalah bagi penerima pinjaman. Beberapa pakar pembangunan menunjuk model kredit lunak Akhuwat yang didanai oleh sumbangan dan tidak memungut bunga, merupakan alternatif yang baik.

Thomas Bärthlein / Ayu Purwaningsih

Editor :Asril Ridwan