1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Krisis Euro Beresiko Bagi Negara Berkembang

18 Januari 2012

Bank Dunia mengingatkan negara-negara berkembang untuk mengantisipasi resiko riil dari krisis utang zona Euro. Dunia bisa kembali terjerumus ke dalam krisis seperti tahun 2008-2009.

https://p.dw.com/p/13lXp
Logo Bank Dunia
Logo Bank DuniaFoto: picture-alliance/dpa

Dalam sebuah laporan yang dengan tajam memangkas ekspektasi pertumbuhan ekonomi global, Bank Dunia menilai Eropa kemungkinan besar sudah berada dalam resesi. Jika krisis utang zona Euro bertambah parah, prediksi ekonomi dunia akan bertambah rendah secara signifikan. "Krisis zona Euro tampak teratasi, namun resiko stagnasi di pasar global dan krisis global seperti yang terjadi pada September 2008 adalah resiko nyata," ungkap Justin Lin, ekonom senior Bank Dunia.

Pemangkasan prediksi

Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 2,5 persen di tahun 2012 dan 3,1 persen untuk tahun 2013. Angka tersebut jauh di bawah prediksi sebelumnya yakni sebesar 3,6 persen. Negara-negara dengan produk domestik bruto per kapita lebih dari 12 ribu Dolar hanya akan tumbuh sebesar 1,4 persen di tahun 2012, jauh lebih rendah dari prediksi pertumbuhan yang dibuat bulan Juni tahun lalu sebesar 2,7 persen. Sementara zona Euro menyusut 0,3 persen, sebuah revisi besar-besaran dari prediksi sebelumnya sebesar 1,8 persen.

Ilustrasi krisis utang zona Euro
Ilustrasi krisis utang zona EuroFoto: picture-alliance/DeFodi

Prediksi bagi pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang di tahun 2012 dipangkas dari 6,2 persen menjadi 5,4 persen. Menurut Bank Dunia, laju pertumbuhan di Brasil, India, Rusia, Afrika Selatan dan Turki saat ini juga sudah melamban. Pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang di tahun 2013 dipatok sebesar 6 persen, namun angka tersebut masih sangat mungkin berubah sesuai perkembangan ekonomi dunia.

Jerman ikut terkena

Menteri Ekonomi Philipp Rösler mengumumkan pemangkasan prediksi resmi pertumbuhan ekonomi Jerman menjadi 0,7 persen tahun ini dari prediksi sebelumnya sebesar 1 persen. Jerman diharapkan kembali bangkit di tahun 2013 dengan pertumbuhan sekitar 1,6 persen. "Jerman adalah dan masih menjadi jangkar stabilitas dan pertumbuhan di Eropa. Setelah pertumbuhan yang luar biasa kuat dalam dua tahun terakhir, perekonomian Jerman masih sehat. Namun akibat situasi eksternal yang sulit, kami memperkirakan penurunan sementara pada paruh pertama tahun ini," jelas Rösler. Tapi Jerman diprediksi masih akan mampu menciptakan lapangan kerja baru dengan 220 ribu posisi baru tahun ini.

Perekonomian Jerman benar-benar terpukul saat krisis finansial global tahun 2008 hingga memasuki resesi terburuk dalam 6 dekade terakhir. Berkat suntikan dana miliaran Euro dan skema pengurangan jam kerja, Kanselir Angela Merkel berhasil mengakali angka pengangguran. Setelah menyusut sekitar 5 persen di tahun 2009, Jerman membukukan rekor pertumbuhan sebesar 3,7 persen di tahun 2010 dan 3 persen pada tahun 2011.

Menteri Ekonomi Jerman Philipp Rösler
Menteri Ekonomi Jerman Philipp RöslerFoto: dapd

Faktor yang berperan

Menurut Bank Dunia, kondisi ekonomi global sangat rentan dan masih ada ketidakpastian mengenai reaksi pasar untuk jangka menengah. Penurunan di Eropa dan lambatnya pertumbuhan di negara-negara berkembang meningkatkan resiko bahwa kedua perkembangan tersebut akan menguatkan satu sama lain, sehingga hasil akhirnya lebih buruk. Bank Dunia juga mengangkat fakta tingginya utang serta defisit Jepang dan Amerika Serikat dapat memberikan kejutan lain. Belum lagi ketegangan politik di Timur Tengah dan Afrika Utara mampu mengganggu suplai minyak bumi.

Negara-negara berkembang saat ini lebih rapuh ketimbang tahun 2008 karena kini turut menghadapi menurunnya aliran modal. Lebih jauh, banyak negara berkembang yang sektor finansialnya lebih lemah saat ini dan tidak akan mampu merespon krisis baru seperti 4 tahun lalu. Menurut Lin, tidak ada negara ataupun wilayah yang mampu menghindari konsekuensi penurunan ekonomi dunia. Meski pertumbuhan ekonomi Cina yang diprediksi berada di level 8,4 persen akan mampu menyokong impor dan memberi ruang fiskal yang cukup besar untuk merespon perubahan kondisi perekonomian global.

Kontribusi negara berkembang

Negara-negara berkembang dapat membantu dengan menghindari perselisihan dagang serta membiarkan harga pasar bergerak bebas. Bank Dunia juga menyarankan pemerintah negara-negara berkembang untuk mulai merencanakan prioritas pengeluaran dan berupaya menopang program jaring pengaman.

Prediksi Bank Dunia lebih rendah dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD) yang terakhir memperbaharui prediksi bulan September dan November tahun lalu. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 4 persen di tahun 2012, sedangkan OECD memprediksi 3,4 persen.

rtr/afp/ap/Carissa Paramita

Editor: Hendra Pasuhuk