1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

041010 Somalia Flüchtlinge

5 Oktober 2010

Sejak jatuhnya diktator Mohammed Siad Barre pada tahun 1991, Somalia tidak henti didera kemelut. Akhir pekan lalu, delapan orang dikabarkan tewas dalam pertempuran antara kelompok-kelompok Islam yang bersaing.

https://p.dw.com/p/PVuW
Pasukan internasional Afrika berpatroli di tengah kota MogadishuFoto: AP

Mogadishu sudah lama digelari kota paling berbahaya di dunia. Namun situasi sudah di luar kontrol semenjak pertempuran menyala Mei lalu. Organisasi bantuan mencatat, ribuan penduduk mengungsi dari kota itu setiap pekan. Saat ini, lebih dari 400.000 orang ditampung di tempat penampungan darurat di pinggir kota.

Melissa Fleming, jurubicara Badan PBB Urusan Pengungsi, UNHCR, menceritakan betapa berbahayanya situasi di Mogadishu, "Itu tempat yang tidak terlalu jauh dari rumah mereka. Sebagian mempertaruhkan nyawa keluar masuk Mogadishu setiap hari untuk mengambil barang-barang kebutuhan mereka. Hidup cukup keras di kawasan ini. Dan tempat ini tumbuh menjadi kota sendiri, kami menyebutnya ibukota pengungsi dalam negeri Somalia."

UNHCR menggunakan teknologi satelit untuk mendapat gambaran luasnya pergerakan pengungsi. Foto-foto yang diambil dari luar angkasa itu menunjukkan cepat dan tidak terencananya pertumbuhan penampungan pengungsi, yang masing-masing tidak memiliki infrastruktur. Tidak ada rumah sakit, tidak ada pembuangan air kotor, juga tidak ada sekolah.

Foto yang saat ini dipasang di situs internet UNHCR menampilkan krisis kemanusiaan yang luar biasa. Dan hal yang paling buruk, kata Melissa Fleming, bantuan darurat tidak bisa disalurkan. "Situasi keamanan yang sangat sulit tidak memungkinkan kami dan organisasi mitra untuk beroperasi di Mogadishu. Situasinya juga semakin sulit bagi organisasi non pemerintah setempat, yang bekerjasama dengan kami, untuk mendapat akses ke orang-orang itu, karena alasan keamanan yang sama. “

Sebagai akibat dari buruknya situasi keamanan, organisasi keamanan tak punya akses pada sebagian besar pengungsi domestik Somalia yang kini berjumlah hampir 1,5 juta jiwa. Di negara ini muncul jenis konflik bersenjata yang bisa berlangsung puluhan tahun tanpa bayangan solusi. Demikian dikatakan Volker Türk, Kepala Bagian Perlindungan Internasional UNHCR. "Situasi di Somalia sudah berlangsung 20 tahun dan tampaknya tidak terselesaikan. Ini masalah penting karena Somalia juga sangat dekat dengan Timur Tengah, yang juga menghadapi masalah keamanan. Dan bisa dilihat pergerakan pengungsi secara keseluruhan, yang juga bisa mengarah ke Eropa. Harus ditemukan solusi internasional bagi Somalia.“

Rasa letih dan bosan akan perang sudah menyebar luas di antara rakyat sipil Somalia. Lebih dari 600.000 warga Somalia mengungsi ke negara-negara tetangga. Sebagian besar memilih Kenya, Jibuti dan Yaman. Menunjuk pada situasi dramatis di Somalia, Badan PBB Urusan Pengungsi menyerukan kepada pemerintah di seluruh dunia untuk membuka pintu perlindungan bagi pengungsi negara itu.

Claudia Witte/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid