1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Krisis Pantai Gading Tentukan Nasib Demokrasi Afrika

30 Desember 2010

Situasi Pantai Gading berkaitan dengan masa depan demokrasi di Afrika. Pantai Gading pasca pemilu masih menjadi sorotan berbagai media cetak di Eropa.

https://p.dw.com/p/zrfa

Harian Perancis Nord Eclair berkomentar:

"Apa yang terjadi di Pantai Gading saat ini bagi Perancis, mirip dengan situasi yang dihadapi Amerika Serikat di Amerika Latin sejak satu dekade terakhir. Selama ini Amerika Serikat memiliki hak suara dalam penentuan perkembangan di Amerika Selatan. Sampai baru-baru ini Perancis memandang legitim, menyampaikan pandangannya dalam penentuan nasib mantan negara-negara koloninya, dan kadang juga mempraktekkannya. Sejak beberapa tahun situasinya memburuk. Sementara kekuatan Barat, antara lain Perancis melakukan terlalu banyak hal tanpa hasil yang efektif, aktor-aktor lainnya sudah mengantri di depan pintu-pintu Afrika. Krisis yang terjadi di Pantai Gading adalah salah satu pertanda berakhirnya era neokolonialisme ."

Reaksi negara-negara Afrika terhadap hasil pemilu di Pantai Gading menjadi sorotan harian Jerman Frankfurter Rundschau

"Salut Afrika! Dengan tekad bulat pemimpin 53 negara berjanji untuk tidak mentolerir manipulasi pemilu mantan presiden Pantai Gading Laurent Gbagbo. Terutama perhimpunan negara-negara Afrika Barat Ecowas memiliki alasan-alasan cukup kuat untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya destabilisasi Pantai Gading yang pernah menjadi motor ekonomi kawasan tersebut. Tapi apa yang harus dilakukan jika pelaku pelanggaran tidak melunak, meskipun terbentuk front perlawanan terhadapnya? „Big men“ Afrika tidak memiliki tendensi mengalah pada ancaman-ancaman pertama terhadapnya. Apa yang kini dibutuhkan Pantai Gading adalah diplomat-diplomat handal yang tahu cara meramu sanksi, ancaman dan janji-janji dengan lihai. Hal yang dipertaruhkan berkaitan dengan masa depan kredibilitas demokrasi Afrika.“

Sementara harian Jerman lainnya Neue Osnäbrücker Zeitung memperingatkan eforia berlebihan sehubungan meningkatnya angka kelahiran di Jerman

"Lebih banyak bayi yang dilahirkan di Jerman dalam 9 bulan pertama tahun 2010. Itu hal yang bagus tapi bukanlah perubahan trend. Negara ini setiap tahunnya kehilangan penduduk sebanyak penghuni sebuah kota besar. Politik di tingkat pemerintah pusat, negara bagian dan komunal hanya dapat sedikit mengantisipasinya. Tapi kesalahan tetap terletak pada mereka. Memang upaya dalam bidang pengurusan anak semakin baik, tapi masih belum mencukupi apa yang diperlukan ibu muda. Masih belum ada keamanan untuk menyusun rencana. Bagi generasi muda Jerman berlaku kondisi hubungan kerja yang buruk. Oleh sebab itu sangat sulit berpikir untuk membentuk keluarga. Sekaligus berlaku anggapan, anak merupakan risiko bagi karir. Di sini perekonomian harus berubah pikiran. Hal yang merugikan negara, jika justru perempuan-perempuan yang berotak cemerlang memutuskan untuk tidak memiliki anak."

Dyan Kostermans/AFP

Editor: Hendra Pasuhuk