1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

190111 Orban Europaparlament

20 Januari 2011

Di Parlemen Eropa di Strassburg, Perancis, PM Hungaria Orban disambut spanduk-spanduk bertuliskan sensor dan berbagai kritik akibat undang-undang media Hungaria yang kontroversial.

https://p.dw.com/p/1001o
Protes anggota Parlemen Uni Eropa saat pidato PM Hungaria Orban di StrassburgFoto: AP

Biasanya kunjungan pimpinan pemerintahan yang menjabat ketua Dewan Eropa ke Parlemen Eropa pada awal masa kepemimpinannya mendapat sambutan dan reaksi positif. Tidak demikian bagi Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban. Di Parlemen Eropa Perdana Menteri Viktor Orban menyampaikan tema sasaran, dalam masa kepemimpinan Hungaria, yaitu: pengurangan hutang, koordinasi politik ekonomi dan sasaran lainnya, yang akan segera ditandatangani mayoritas anggota parlemen.

Tapi yang lebih menjadi perhatian anggota parlemen adalah undang-undang baru media di Hungaria. Ketua fraksi sosial di Parlemen Eropa Martin Schulz, yang juga didukung mayoritas anggota parlemen mengkritik tajam politik Orban. "Dengan dua pertiga mayoritas, Anda menguasai Dewan Media sedemikian rupa sehingga anggota-anggota partai Anda, pemerintahan atau orang-orang yang dekat dengan Anda menjadi anggota Dewan Media tersebut. Ini artinya Dewan Media mengawasi pemberitaan media yang seimbang secara sepihak. Ini tidak sesuai dengan hukum bersama Eropa!" kritik Martin Schulz terhadap Orban.

Ketua fraksi Hijau Cohn-Bendit memandang adanya krisis kepercayaan bagi seluruh Eropa. Menurutnya, jika undang-undang itu diterima, bagaimana Uni Eropa dapat mendesak Presiden Belarusia Lukaschenko atau menuntut kebebasan berpendapat di Cina?

Hanya kelompok minoritas di Parlemen Eropa yang membela politik Orban. Tapi masalah utama bagi perdana menteri Hungaria itu bukan undang-undang media, ia memandang negaranya diserang. "Saya tidak menerima jika Jerman atau siapa pun mempertanyakan partisipasi demokrasi di Hungaria, hanya karena kami hidup selama 40 tahun di bawah kediktatoran. Tentu saja orang boleh mengkritik undang-undang media, tapi orang tidak dapat menghina suatu bangsa," dikatan Orban.

Memang berbagai pembicara dengan jelas melakukan pemisahan antara bangsa dan pemerintah, tapi itu tidak dipedulikan Viktor Orban. Perdana Menteri Hungaria tersebut sudah berjanji untuk mengubah undang-undang media, jika Komisi Eropa melakukan langkah hukum untuk itu. Tapi Ketua Komisi Eropa Jose Manuel Barroso mengisyaratkan pengkajian itu menyangkut hal lebih luas

"Ditinjau dari masalah hukum kita juga harus memperhatikan aspek-aspek politik. Hungaria, seperti juga negara-negara yang memimpin Dewan Eropa secara rotasi, memerlukan dukungan penuh seluruh negara anggota dan institusi Uni Eropa agar kepemimpinannya berhasil. Saya harap Perdana Menteri Orban mempertimbangkan hal ini," tandas Barroso.

Itu dapat dipandang sebagai seruan untuk mengubah undang-undang media Hungaria secepatnya, karena keputusan Komisi Eropa mungkin baru akan selesai beberapa pekan mendatang.

Namun menyangkut keberhasilan kepemimpinan di Dewan Eropa Viktor Orban melemparkan kembali hal itu kepada parlemen Eropa, "Ibu-ibu dan bapak-bapak yang terhormat, kepemimpinan Hungaria di Dewan Eropa dimulai dengan gejolak. Itu dapat merugikan kepemimpinan Dewan Eropa. Saya ingin mengatakan keberhasilan itu tergantung pada Anda."

Sudah jelas, bagaimanapun kepemimpinan Hungaria dalam Dewan Eropa, sengketa mengenai undang-undang media Hungaria mengganggu kepemimpinan Dewan Eropa secara keseluruhan.

Christoph Hasselbach/Dyan Kostermans

Editor: Hendra Pasuhuk