1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KTT Perubahan Iklim di Warsawa mencapai terobosan baru

25 November 2013

KTT Perubahan Iklim di Warsawa telah mencapai terobosan baru dengan menyepakati program batuan dana bagi negara-negara miskin untuk mengatasi emisi akibat perusakan hutan.

https://p.dw.com/p/1AOKJ
Foto: Reuters

Akhir pekan lalu para negosiator KTT Iklim PBB menyepakati sejumlah aturan terkait pembiayaan proyek-proyek kehutanan di negara-negara berkembang. Kesepakatan ini telah memuluskan jalan bagi pemerintah, lembaga donor dan perusahaan-perusahaan swasta untuk menginvestasikan dana milyaran Dollar AS yang akan digunakan untuk mendanai program penghentian pembalakan hutan.

Proyek-proyek kehutanan tersebut termasuk bagian dari proyek REDD, yang merupakan program pemberian dana bantuan bagi negara-negara miskin yang bertujuan untuk mengurangi emisi akibat pembalakan dan degradasi hutan.

Persyaratan Mendapatkan Dana Bantuan REDD

Nantinya, dana ini akan berfungsi sebagai kompensasi bagi negara-negara yang kehilangan pendapatan karena telah menghentikan pengeksploitasian hutan. Seperti diketahui bahwa pembalakan hutan dan pengubahan hutan menjadi lahan pertanian telah menyumbang sekitar 10 persen dari total emisi CO2 yang disebabkan oleh manusia.

Menteri Energi dan Perubahan Iklim Inggris Ed Davey mengatakan, kesepakatan dalam KTT perubahan iklim kali ini sebagai “sebuah langkah besar ke depan“.

“Kami sekarang telah memiliki sistem di tempat untuk melakukan REDD dan mengurangi emisi“ kata Victoria Tauli-Corpuz, perwakilan masyarakat Filipina.

Program bantuan REDD adalah paket menyeluruh, program ini mencakup verifikasi, pemantauan dan perlindungan bagi masyarakat setempat. Negara-negara penerima bantuan harus memastikan diri telah memberlakukan program tersebut secara menyeluruh agar bisa memperoleh bantuan tersebut, baik yang bersumber dari Dana Iklim Hijau atau melalui pasar karbon, kata Tauli-Corpuz.

Uang tersebut akan mengalir ke pundi-pundi negara-negara penyelenggara proyek-proyek kehutanan, jika negara-negara tersebut bisa membuktikan bahwa mereka telah berhasil mengurangi emisi karbon tanpa merugikan masyarakat lokal atau keanekaragaman hayati.

Dilaporkan juga bahwa negara-negara peserta KTT iklim juga telah menyetujui aturan tentang bagaimana mengukur dan memverifikasi pemotongan emisi dari proyek-proyek kehutanan ini.

Kucuran Dana

Pemerintah Norwegia telah mengucurkan dana 1,4 milyar Dollar AS dalam transaksi bilateral dengan negara-negara seperti Brazil, Republik Demokrasi Kongo, Guyana dan Indonesia.

Pemerintah Inggris, Norwegia dan Amerika Serikat awal pekan ini telah mengalokasikan dana sebesar 280 juta Dollar AS untuk proyek pendanaan operasi REDD yang dipimpin oleh World Bank.

Para pengamat mengatakan, sejumlah aturan umum yang telah disepakati bagi pelaksanaan proyek-proyek kehutanan tersebut akan memberikan kepastian hukum dan bisa menarik lebih banyak dana dari para investor.

"Tentunya ini memberikan sinyal positif kepada negara-negara penerima bantuan dan lembaga-lembaga pendanaan, " kata Rosalind Reeve, seorang ahli kehutanan yang juga merupakan penasehat senior Ateneo Filipina.

Sebab Utama Pemanasan Global

Pembalakan hutan semakin memainkan peran penting dalam KTT perubahan iklim, hal ini dikarenakan hilangnya hutan akibat pembalakan telah menyumbang hampir dari seperlima emisi gas rumah kaca global yang oleh para ilmuwan dikatakan sebagai penyebab terjadinya pemanasan global.

Meski demikian, emisi akibat perusakan hutan telah menurun secara perlahan. Sebagian besar gas CO2 diketahui berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, terutama batubara yang jumlahnya meningkat sangat pesat. Emisi tersebut akan memanaskan bumi selama berabad-abad dan sekarang pemerintah telah menghabiskan dana lebih dari 500 miliar Dollar AS untuk mensubsidi industri-indutri tersebut, kata Kumi Naidoo, direktur eksekutif Greenpeace International.

"Demokrasi telah dicuri oleh perusahaan," kata Naidoo. "Sementara para aktivis dan demonstran yang ditangkap, padahal penjahat yang sebenarnya adalah CEO dari perusahaan bahan bakar fosil."

asb/ap(rtr/ips/afp)