1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KTT Milenium Berakhir tanpa Terobosan Berarti

22 September 2010

Milyaran Dolar dijanjikan para negara donor, tapi delapan butir Tujuan Pembangunan Milenium MDGs dipastikan tak bisa dicapai sesuai dengan waktu yang direncanakan.

https://p.dw.com/p/PK3P
Foto: picture-alliance/dpa

Sepuluh tahun sejak ditetapkan pada tahun 2000 dan lima tahun sebelum tenggat waktu tahun 2015 berakhir, sasaran ambisius MDGs masih jauh panggang dari api. Upaya memerangi kemiskinan dan berbagai penyakit serta permasalahan sosial memang tidak bisa dikatakan gagal. Namun tingkat pencapain dan keberhasilannya begitu beragam di antara puluhan negara miskin dan berkembang.

Butir Tujuan Pembangunan Milenium yang dianggap paling sulit pencapaiannya adalah pengentasan kemiskinan ekstrim dan penghapusan kelaparan, serta pengurangan kematian anak dan ibu dalam proses kelahiran.

Pemerintah negara-negara kaya, lembaga bantuan serta para dermawan besar menjanjikan dana 40 milyar Dolar dalam tempo lima tahun ke depan. Dengan fokus pada butir-butir ini.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon menegaskan, milyaran Dolar dana itu akan diarahkan untuk menghentikan kematian perempuan dan anak-anak yang sebetulnya bisa dicegah. "Inilah salah satu bahasan terpenting Pertemuan Puncak Tujuan Membangunan Milenium MDGs ini," tandas tokoh asal Korea Selatan itu.

Dalam rincian lebih jauh, dana segar itu diarahkan untuk menyelamatkan nyawa 16 juta jiwa perempuan dan anak-anak sebelum tahun 2015. Ini berarti pengurangan dua pertiga angka kematian ibu-ibu dalam proses kelahiran serta anak-anak. Kesepakatan lainnya adalah mencegah 33 juta kehamilan tak diinginkan, serta melindungi 120 juta anak dari penyakit pneumonia atau radang paru-paru.

Ditegaskan Ban Ki Moon, perempuan dan anak-anak merupakan pilar dari seluruh butir MDGs. Ia memuji para hartawan dunia yang mendermakan sebagian kekayaannya untuk program-program itu. Seperti yayasan pendiri raksasa piranti lunak, Bill dan isterinya Melinda Gates yang menganggarkan 1,5 milyar Dolar untuk program kesehatan ibu dan anak. Juga antara lain orang terkaya dunia dari meksiko, Carlos Slim, yang menyumbangkan 50 juta Dolar serta berbagai dermawan, lembaga dan yayasan lain.

Para pemimpin dunia menyorot pula masalah besar terkait sanitasi dan air bersih. Mereka menyerukan diambilnya langkah lebih nyata untuk menjamin penyediaan air bersih serta saniatsi bagi semua orang di seluruh dunia. Dalam taksiran PBB, setidaknya 2,6 milyar jiwa manusia tak mendapat air minum yang bersih serta jamban yang sederhana. Ini mengakibatkan meningkatnya berbagai penyakit terkait, seperti diare, yang menimbulkan kematian jutaan anak di kawasan Sub-Sahara Afrika.

Presiden Liberia Ellen Johnson-Sirleaf mengakui, benua Afrika memang merupakan yang paling parah. Sebagian besar dari sekitar 1 milyar jiwa yang menderita kemiskinan dan kelaparan ekstrim adalah warga Afrika. "Sudah jelas, benua kami masih sangat ketinggalan," kata presiden pertama Afrika itu. Tetapi, ia menegaskan optimismenya: "Saya tahu, andaikata kita pusatkan perhatian dan upaya kita, maka kita akan mampu mencapai semua itu".

Pertemuan puncak yang berlangsung tiga hari ditutup dengan pidato khusus dari sejumlah pemimpin dunia. Antara lain Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

GG/EK´/afp/dpa