1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

160910 EU Gipfel Ergebnis

17 September 2010

Walaupun sempat terganggu oleh pertikaian pemerintah Perancis dengan Komisi Uni Eropa, menyangkut pembahasan liberalisasi perdagangan, KTT UE dapat disebutkan sebagai sukses.

https://p.dw.com/p/PEh4
Walaupun dikecam keras di KTT, Presiden Sarkozy tetap membela politik pemulangan warga Roma dari PerancisFoto: AP

Segala upaya untuk tidak membahas pemulangan warga Roma dari Perancis dalam konferensi, gagal. Berdasarkan laporan para diplomat, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dan Ketua Komisi Uni Eropa Jose Manuel Barroso sempat terlibat dalam pertikaian yang cukup sengit. Walaupun sejumlah kepala dan pemimpin negara sepakat bahwa pernyataan Komisaris Kehakiman UE Viviane Reding salah, aksi pemulangan warga Roma dari Perancis tidak berbeda dengan deportasi warga Yahudi pada Perang Dunia II. Namun, mereka juga membenarkan komisi untuk mengambil langkah yuridis menguji, apakah aksi deportasi Perancis tidak melanggar hukum Eropa. Di depan wartawan Presiden Sarkozy kembali menekankan kemarahannya.

„Perkenankan saya untuk menyatakan bahwa membandingkan aksi kami dengan Perang Dunia II adalah penghinaan, melukai dan pelecehan! Ini menyangkut sebuah negara yang berupaya menegakkan kedaulatannya sesuai dengan hukum Eropa. Yang demi ketertiban masyarakat memutuskan untuk tidak mengizinkan hunian ilegal dan tidak sehat di kawasannya.“

Pertikaian ini bahkan menutupi kesuksesan lain yang dicapai dalam konferensi. Setelah Italia mengalah, UE dan Korea Selatan akhirnya menyepakati sebuah perjanjian perdagangan bebas yang tinggal ditandatangani. Dari perjanjian ini kedua pihak mengharapkan sebuah pertumbuhan perekonomian yang lebih pesat. Awalnya, karena kuatir tergesar oleh perusahaan otomotif Korea Selatan, Italia masih memblokir perjanjian dan berhasil mengupayakan, agar perjanjian tersebut diberlakukan setengah tahun kemudian dari rencana semula. Perjanjian perdagangan bebas itu akhirnya baru berlaku 1 Juli 2011 mendatang.

Sementara dengan Pakistan, UE menyepakati sebuah keringanan biaya bea cukai sepihak dan untuk waktu yang terbatas bagi barang-barang tertentu dari Pakistan. Dengan langkah ini, UE hendak membantu Pakistan yang baru dilanda banjir besar. Di samping membantu Pakistan di sektor perdagangan, UE juga mendukung upaya Pakistan untuk menciptakan stabilitas politik di negaranya. Negara itu memainkan peranan kunci dalam upaya memberantas pemberontak ekstremis di seluruh dunia.

Sedangkan dalam perundingan menyangkut mitra penting lainnya seperti Cina, India atau Rusia sementara ini pembahasannya tidak menyangkut sebuah perjanjian konkrit. Akan tetapi yang lebih umum, seperti mencari sebuah haluan bersama dalam menghadapi mitra-mitra tersebut. Namun untuk mencapai sebuah kesepakatan untuk hal ini saja, cukup sulit. Presiden Komisi UE Jose Manuel Barroso memaparkan kelebihan UE.

„Negara anggota terbesar UE, tidak sebesar mitra-mitra penting kami. Akan tetapi, UE secara keseluruhan membentuk ekonomi terbesar di seluruh dunia. Jika bersama-sama kami dapat menggerakkan sesuatu. Tidak hanya sebagai salah satu pemain terpenting di dunia, akan tetapi sebagai pemain dunia yang paling unggul terutama di zaman globalisasi ini.“

Namun terkait soal pakta untuk meningkatkan stabilitas mata uang Euro tidak ada kemajuan. Sampai sekarang kelompok kerja yang dipimpin oleh Ketua Dewan Herman Van Rompuy tidak banyak yang dicapai. Masalah utama yang dipersoalkan adalah, pemberlakuan sanksi bagi negara anggota yang mencatat defisit yang melebihi batas yang ditentukan. Terutama pemerintah Jerman yang menentang rencana komisi untuk menyediakan dana khusus yang permanen untuk membantu negara anggota yang terancam bankrut. Kanselir Jerman Angela Merkel menuturkan, bahwa tidak ada alasan untuk bertindak berlebihan. Yang seharusnya dipikirkan adalah bagaimana menciptakan sebuah situasi yang mendorong pertumbuhan.

Christoph Hasselbach / Andriani Nangoy

Editor: Hendra Pasuhuk