Kubu Larijani Raup Mayoritas Besar di Parlemen
3 Maret 2012Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad harus menelan kekalahan pahit pada pemilu parlemen Iran. Sekelompok penentangnya meraih kemenangan mayoritas dari 290 kursi yang diperebutkan di parlemen. Menurut stasiun televisi pemerintah PressTV hari Sabtu (3/3), tiga perempat pemberi suara telah memilih aliansi konservatif dari Larijani. Sementara kubu Ahmadinejad dilaporkan hanya berhasil mendapat sepuluh dari 290 mandat parlemen.
Selanjutnya media Iran melaporkan, kubu konservatif juga berhasil menduduki 30 kursi yang dinilai sebagai sangat penting di ibukota Teheran. Bahkan Parvin, saudara perempuan Ahmadinejad pun tidak berhasil lolos dalam pemilu parlemen di Garmsar, kota kelahiran Ahmadinejad. Hasil sementara selanjutnya diperkirakan akan diumumkan hari Minggu (4/3).
Ujicoba popularitas
Pemilu parlemen Iran kali ini dinilai sebagai ujicoba penting bagi Presiden Ahmadinejad dan rezim Mullah untuk mengetahui tingkat kepopuleran mereka. Jumlah keikutsertaan pemilu sekitar 66 persen. Ini merupakan peningkatan dibandingkan dengan jumlah keikutsertaan pada pemilu parlemen tahun 2008. Namun oposisi menuding, jumlah itu dimanipulasi. Sebelum pemilu, kelompok oposisi reformis menyerukan warga untuk memboikotnya.
Pemilu parlemen ini memperkuat kubu konservatif yang dipimpin oleh ketua parlemen Ali Larijani. Pria usia 53 tahun itu adalah pengkritik Ahmadinejad yang gigih. Media Iran melaporkan, Larijani menang telak di Qom yang terletak sekitar 140 kilometer di sebelah selatan Teheran dan dikenal sebagai kota dengan pendukung kuat kaum mulah Iran.
Peluang terbaik untuk kursi kepresidenan
Dengan demikian, bekas kepala juru runding Iran dalam konflik mengenai program nuklir negeri Iran dengan pihak barat itu memiliki peluang terbaik untuk maju dan memenangkan pemilu presiden tahun 2013. Menurut konstitusi Iran, Ahmadinejad tidak diijinkan mengajukan diri dalam pemilu presiden setelah dua kali masa jabatan kepresidenan. Sementara seorang kandidat dari kubu Ahmadinejad diperkirakan mempunyai peluang tipis untuk menang.
Tetapi karena parlemen Iran tidak memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan strategis yang sangat penting, hasil pemilu parlemen ini tidak akan membawa pengaruh bagi pembicaraan seputar program nuklir Iran dengan pihak barat.
Christa Saloh-Foerster (dpa, dpae, ape)