1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Westerwelle Niebel Afrika

7 April 2010

Mulai Rabu ini (7/4) Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle dan Menteri Bantuan Pembangunan kunjungi benua Afrika. Ini merupakan kunjungan luar negeri bersama kedua menteri.

https://p.dw.com/p/Mp7r
Menlu Jerman Guido Westerwelle dan Menteri Bantuan Pembangunan Dirk Niebel akan demonstrasikan kekompakan lembaganya di AfrikaFoto: AP/picture alliance/dpa/DW

Sebelum pemilihan umum digelar, partai liberal FDP menuntut pembubaran kementerian bantuan pembangunan Jerman. Karena menurutnya, kerjasama antara kementerian bantuan pembangunan dan kementerian luar negeri kurang kompak. Namun tuntutan itu, telah ditarik kembali. Menteri Bantuan Pembangunan Jerman Dirk Niebel menuturkan, setelah pemilu kerjasama antar kedua lembaga itu sudah meningkat. Sehingga tuntutan pembubaran itu tidak diperlukan lagi. Ia menambahkan, "dulu menteri luar negeri dan menteri bantuan pembangunan selalu melakukan kunjungan terpisah ke negara mitra dan memberi sinyal yang berbeda. Tetapi sekarang setelah disepakati, dalam kunjungan ke luar negeri, kami akan mewakili satu suara. Ini dapat meningkatkan kerjasama di tingkat internasional menjadi lebih efisien lagi."

Untuk hari-hari mendatang, Dirk Niebel dan rekan separtainya Menteri Luar Negeri Guido Westerwelle tidak perlu lagi menyocokkan agendanya. Mulai hari ini (Rabu 7/4) dua menteri itu melakukan kunjungan luar negeri bersama yang pertama, yakni ke Afrika. Mereka akan mendemonstrasikan kekompakan kedua lembaganya. Hal itu tentu berguna bagi politik luar negeri Jerman untuk Afrika. Demikian tutur anggota parlemen partai liberal, Marina Schuster, yang ikut merancang konsep politik luar negeri Jerman untuk Afrika. Ia menuturkan, "kami ingin menunjukkan, bahwa benua itu mendapat perhatian khusus dari pemerintah Jerman. Menurut saya, itu sinyal penting."

Terutama di Afrika, kerjasama antar dua lembaga itu perlu ditingkatkan. Karena setelah dana bantuan pembangunan pemerintah Jerman ditambah, lebih banyak lagi lembaga yang akan dilibatkan dalam program bantuan pembangunan Afrika. Bisa terjadi bahwa satu lembaga tidak mengetahui siapa saja mitranya. Karena itu, pemerintah Jerman akan menggalang sebuah konsep gabungan lintas kementerian dan sektoral untuk Afrika. Yang selaras dengan dasar politik luar negeri Jerman. Dan titik beratnya terletak pada tema dan bukan hanya kawasan. Marina Schuster mengatakan, politik Afrika yang jelas merupakan sasaran kedua kementerian. Negara-negara mitra di Afrika dan pemerintah Jerman juga mempunyai kepentingan bersama. Misalnya perubahan iklim, biodiversitas dan energi terbarukan. Menghindari pemberontakan di Afrika timur yang dapat memunculkan masalah baru bagi keamanan di kawasan itu dan kawasan lainnya. Serta memberikan pendidikan bagi generasi muda Afrika yang berprestasi dan berbakat. Karena itu, tema migrasi juga sangat penting.

Orientasi kunjungan kedua menteri itu terletak pada kepentingan dan titik berat politik luar negeri Jerman untuk Afrika. Tujuan pertama adalah Tanzania. Negara itu merupakan mitra terpercaya Jerman dalam kerjasama di bidang pembangunan. Kunjungannya akan dilanjutkan ke Afrika Selatan. Bagi industri dan ekonomi Jerman, negara itu ibaratnya motor penggerak roda ekonomi untuk seluruh kawasan Afrika Sub-Sahara. Kemudian lawatannya akan berakhir di Djibouti, yang terletak di kawasan tanduk Afrika dan Somalia. Dalam rangka operasi „enduring freedom“, sejak tahun 2001 angkatan laut Jerman ditempatkan di sana. Mereka akan membantu menjaga laut di kawasan pesisiran Somalia serta memberantas pembajakan.

Selama kunjungan dapat dilihat, apakah kerjasama antara Menteri Pembangunan Niebel dan Menteri Luar Negeri Westerwelle berjalan baik. Dan juga, apakah negara-negara Afrika bukan hanya menerima bantuan semata? Akan tetapi menjadi mitra yang nantinya dapat berdiri sendiri serta bertanggungjawab? Karena, semua itu termasuk sasaran kerjasama negara Afrika dan Jerman.

Ute Schaeffer / Andriani Nangoy

Editor: Hendra Pasuhuk