1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

131109 Japan USA Verhältnis

13 November 2009

Jumat (13/11), Presiden Obama tiba di Jepang, persinggahan pertamanya dalam lawatan ke Asia. Perlindungan iklim, krisis ekonomi global dan perang melawan teror termasuk dalam agenda Obama di Tokyo.

https://p.dw.com/p/KW4G
Barack Obama ketika tiba di bandara Haneda, Tokyo, Jum'at (13/11)Foto: AP

Di Jepang, kunjungan Presiden Amerika Serikat jarang memicu kegiatan diplomatik yang begitu aktif. Menteri pertahanan, menteri luar negeri, pejabat-pejabat tinggi negara berusaha meredakan gelombang yang ditimbulkan program pemilu pemerintah baru Jepang dan pemikiran politik perdana menteri yang baru, Yukio Hatoyama. Yaitu tuntutan akan hubungan yang lebih setara dengan Washington dan tinjauan ulang terhadap penempatan tentara AS di Jepang.

"Saya tidak mau pesawat-pesawat AS terus lalu lalang di atas kota kami. Saya merasa tidak aman. Akan lebih baik jika pangkalan militer AS dipindahkan semua dari Jepang," demikian ditekankan seorang penduduk Okinawa. Di pulau inilah ditempatkan 2/3 dari hampir 50.000 tentara AS, sejak akhir PD II. Setelah melalui perundingan panjang, tahun 2006 Jepang dan AS menyetujui perjanjian yang mengijinkan penempatan pangkalan militer di wilayah Okinawa, tapi juga pemindahan sekitar 8.000 tentara Amerika ke Guam.

Perdana Menteri Jepang Hatoyama mengatakan, "Kesepakatan antara AS dan pemerintah Jepang dulu harus ditanggapi serius. Tetapi keputusan pemerintah daerah Okinawa dan keinginan warga setempat juga harus ditanggapi serius. Kita harus mencermati semua aspek, sebelum mengambil keputusan yang sesuai pada waktu yang tepat."

Itu salah satu alasan mengapa menjelang kunjungan Presiden Obama, kegiatan diplomatik Jepang menjadi begitu ramai. Alasan lain, keputusan Hatoyama untuk tidak memperpanjang mandat kapal-kapal perang Jepang di Samudera Hindia yang mendukung logistik bagi pasukan AS di Afghanistan. Mandat berakhir awal tahun 2010 depan. Pembangunan masyarakat sipil di Afghanistan lebih efektif untuk menghapus lahan bagi tumbuhnya terorisme, kata Hatoyama. Tokyo memutuskan untuk menambah bantuan bagi Afghanistan, total menjadi 5 miliar Dolar, dalam lima tahun ke depan.

Jepang menjalankan strategi baru. Selain kemitraan erat dengan AS, akan dikembangkan sebuah masyarakat Asia Timur untuk jangka panjang. Sejak diangkat menjadi perdana mentero, Hatoyama menggadang-gadang usul ini ke Cina, Korea Selatan, juga negara-negara ASEAN. Obama tampaknya menanggapi serius perubahan di Jepang. Memang, ia tidak akan mengajukan soulsi cepat masalah penempatan tentara Amerika, pada pembicaraan dengan Hatoyama. Tetapi, ia membawa hadiah.

Dalam wawancara dengan stasiun televisi Jepang NHK, Obama mengumumkan, "Ingatan akan Hiroshima dan Nagasaki terpancang kuat di benak dunia. Dan merupakan kehormatan bagi saya jika mendapat kesempatan untuk mengunjungi kedua kota ini, semasa menjabat sebagai presiden."

Jika itu terwujud, Obama akan menjadi presiden pertama Amerika Serikat yang mendatangi tempat-tempat yang dihancurkan bom atom Amerika, di akhir Perang Dunia II. Isyarat ini mendapat persetujuan kuat di Jepang. Terlepas dari masalah-masalah politik yang belum terpecahkan, Obama menikmati popularitasnya di kalangan masyarakat Jepang.

Peter Kujath/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid