1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lampu Hijau Perundingan Tidak Langsung Israel-Palestina

5 Maret 2010

Utusan khusus AS untuk Timur Tengah George Mitchell akan tiba di kawasan itu Sabtu (6/03) untuk upaya penghidupan kembali perundingan perdamaian antara Israel dan pemerintah otonomi Palestina yang macet 15 bulan terakhir

https://p.dw.com/p/MKpr
George Mitchell (kiri) saat bertemu dengan Presiden Palestina Abbas di Ramallah (22/01)Foto: AP

Pemerintah AS berharap Minggu (07/03) kedua pihak yang bertikai bersedia mengumumkan dimulainya kembali pembicaraan tidak langsung. Bentuk pembicaraan tidak langsung yang digagas Washington sebagai landasan baru diplomasi ulang alik antara pemerintah Israel dan Presiden otonomi Palestina Mahmud Abbas, juga disambut baik oleh Liga Arab. Sekretaris Jenderal Liga Arab Amr Mussa mengumumkan bahwa Liga Arab menyetujui usulan Amerika Serikat tersebut, namun dengan sejumlah persyaratan

"Meskipun kurangnya keyakinan terhadap keseriusan pihak Israel untuk menciptakan perdamaian yang adil, komisi memandangnya sebagai upaya terakhir untuk memberikan peluang bagi pembicaraan tidak langsung, serta meringankan peran Amerika Serikat sehubungan jaminan yang diberikannya kepada presiden Palestina. Dan dengan syarat berikut: Pertama, pembicaraan tidak langsung ini bukan tanpa batas waktu, melainkan dengan batas waktu yang tidak melebihi empat bulan.Dan kedua, pembicaraan tidak langsung ini tidak secara spontan diubah menjadi pembicaraan langsung."

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menunjukkan sikap optimis bahwa untuk pertama kalinya sejak ia memegang jabatan perdana menteri satu tahun lalu, akan dapat berlangsung perundingan dengan Presiden Palestina Abbas

„Kelihatannya persyaratannya sudah matang untuk pelaksanaan kembali perundingan, dalam bentuk tidak langsung antara kami dengan pemerintah otonomi Palestina. Secara garis besar dunia sangat mengerti, bahwa pemerintahan ini mengingingkan perundingan, bahwa mereka mengambil langkah-langkah yang tidak mudah untuk memajukan perundingan ini."

Sementara itu di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas diberikan isyarat, bahwa sehubungan politik pendudukan Israel di Yerusalem Timur serta di Tepi Barat Yordan kelompok ini menolak segala bentuk perundingan dengan Israel. Mantan Perdana Menteri Hamas Ismail Haniyeh menjelaskan di Gaza City

„Pemerintah Palestina dari Hamas, memiliki kewajiban terhadap warga Palestina, tidak memberikan dukungan politis ataupun nasional untuk kembali menggelar perundingan baik secara langsung maupun tidak langsung, akibat apa yang terjadi di sekitar Mesjid Al Aqsa di Yerusalem, di Hebron, Bethlehem dan tempat-tempat lainnya."

Hari Senin mendatang Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden, sebagai pejabat tertinggi pertama dalam masa jabatan Presiden Obama, akan tiba di Israel. Biden akan melakukan pembicaraan dengan kedua pihak yang terlibat konflik. Harapan Biden agar dapat menginap satu malam di kawasan otonomi Palestina selama kunjungan tiga harinya tersebut, ditolak dinas rahasia Amerika Serikat. Demikian dilaporkan media Israel.

Clemens Verenkotte/Dyan Kostermans

Editor: Agus Setiawan