1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

120310 USA Menschenrechte

12 Maret 2010

Setiap tahunnya, pemerintah AS menilai situasi HAM di seluruh dunia. Dalam laporan terbarunya, yang dipresentasikan hari Kamis (11/03) oleh menlu AS Hillary Cinton, terutama Cina, Iran, Sudan dan Korea Utara dikritik.

https://p.dw.com/p/MR41
Salah satu kritik AS: sensor internet yang diperketat di CinaFoto: picture alliance/dpa

Ketua bagian hak asasi manusia di kementerian luar negeri AS, Michael Posner mengomentari laporan HAM tahunan Amerika Serikat: “Tidak semua orang suka dengan laporan ini, tapi semua orang membacanya.“

Dalam laporan ini 194 negara dinilai dan menurut Amerika Serikat, tahun 2009 merupakan tahun penuh kontras. Pelanggaran hak asasi manusia di banyak negara meningkat, tetapi upaya pembelaan HAM di seluruh penjuru dunia juga meningkat. Menteri luar negeri AS, Hillary Clinton, menjelaskan, bahwa perdamaian tidak akan terwujud tanpa hak asasi dan martabat manusia.

Laporan ini merupakan landasan penting bagi politik luar negeri AS. Yang berada di rangking atas daftar negatif AS adalah negara-negara yang sudah biasa dikecam, yaitu Cina, Iran, Kuba, Korea Selatan dan Sudan. Ditulis di laporan tersebut, bahwa situasi hak asasi manusia di Cina belum membaik. Sebaliknya, tindakan represif terhadap para penentang pemerintah semakin dilancarkan dan kaum minoritas etnis dan agama juga semakin ditekan. Selain itu sensor internet juga diperketat. Iran dikritik, bahwa pemerintahannya bertindak keras melawan para demonstran dan Kuba dikritik karena situasi di penjara-penjaranya sangat buruk dan sejumlah tahanan tewas dalam aksi mogok makan.

Selain itu, para pakar di kementerian luar negeri Amerika Serikat juga khawatir tentang situasi di Eropa. Michael Posner mengatakan, bahwa warga muslim semakin didiskriminasi dan ada berbagai kasus kejahatan yang dilandasi rasa benci. Posner terutama mengkritik larangan pembangunan menara mesjid di Swiss, yang diputuskan melalui proses referendum.

Jerman juga masuk dalam laporan ini. Sekneg Posner mangatakan, bahwa Jerman mempunyai sistem hukum yang kuat secara umum, tetapi tetap ada masalah diskriminasi. Seperti contohnya diskriminasi atas gereja Scientology atau guru-guru muslim yang tidak boleh memakai jilbab ketika mengajar. Kebencian terhadap orang asing dan anti orang Yahudi juga dilihat sebagai masalah yang sering ditemukan di Jerman. Dan juga disebutkan, bahwa kebebasan berpendapat dan berkumpul bagi neonazi dan kelompok-kelompok kanan lainnya juga terbatas.

Sementara itu, Cina segera bereaksi atas laporan tahunan pemerintah AS ini. Tuduhan pemerintah AS merupakan kemunafikan dan ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain. Demikian ditulis dalam laporan hak asasi manusia tahunan Cina yang dipublikasikan Jum'at (12/03) ini, sehari setelah laporan AS. Negara Paman Sam ini bukan saja mempunyai neraca HAM yang buruk di negaranya, tetapi juga merupakan sumber malapetaka di seluruh dunia. Demikian tanggapan pemerintah Cina. Alasan kritik keras ini adalah krisis ekonomi global yang dimulai dari AS. Negara tersebut mengabaikan masalah HAM-nya dan tetap menggunakan kebijakan mata uang yang menyebabkan jutaan warga Amerika kehilangan pekerjaan, ditulis Cina lebih lanjut.

Selain itu, suara kritis juga bertanya kepada pemerintah AS, mengapa mereka menilai situasi di banyak negara lain, tetapi tidak di negara sendiri. Jawaban kementerian luar negeri AS: Ini pasti kita lakukan, tetapi dalam laporan lain dan dalam kesempatan lain.

Sabine Müller / Anggatira Gollmer
Editor: Hendra Pasuhuk