1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Layanan sosial bagi Pehobi Arkeologi

Yvonne Schymura19 Agustus 2013

Di Osnabrück, remaja Jerman dan Rusia melakukan eskavasi sebuah rumah, dan belajar untuk saling kenal.

https://p.dw.com/p/19RGM
Foto: Yvonne Schymura

"Hey di sini ada sesuatu!" Terdengar ramai suara di bagian belakang lahan penggalian. André Schmalkuche dari kantor arkeologi kota Osnabrück buru-buru megghampiri orang yang berkumpul dan menerima benda yang ditemukan. Sebuah tongkat besi bengkok dengan pemegang di tengahnya, tampaknya ini semacam engsel jendela.

Selama satu minggu, ke- empat belas peserta kamp musim panas mengeskavasi lahan di sekitar monumen Augustaschacht di Osnabruck. Engsel tadi adalah obyek terbesar yang ditemukan.

Fundstück Fensterriegel
Temuan engsel jendelaFoto: Yvonne Schymura

Gedung Augustaschacht mengingatkan pada kamp konsentrasi Ohrbeck, yang dibangun kaum Nazi pada Januari 1944. Kebanyakan dari 2000 tahanan yang pernah dipenjara di sana adalah pekerja paksa, yang diserahkan kepada Gestapo karena tertangkap basah melakukan sabotase atau telah berusaha melarikan diri.

Dulu para tahanan itu dipaksa memproduksi peralatan besi untuk Perusahaan Klöckner-Werk dan di Osnabrück, bertugas membersihkan puing sisa ledakan bom. Sejak 2009, berdatangan kelompok-kelompok muda-mudi ke Osnabrück untuk membantu penggalian. Tahun ini, kelompoknya terdiri dari remaja Jerman dan Rusia.

Titel: Ausgrabung am Augustaschacht Schlagworte:Sommerlager, Gedenktstätte Augustaschacht, Ausgrabung Wer hat das Bild gemacht/Fotograf?: Yvonne Schymura Wann wurde das Bild gemacht?: 22. Juli 2013 Wo wurde das Bild aufgenommen?: Sommerlager, Gedenktstätte Augustaschacht Bildbeschreibung: Bei welcher Gelegenheit / in welcher Situation wurde das Bild aufgenommen? Während eines Sommerlagers der Aktion Sühnezeichen Friedensdienste Wer oder was ist auf dem Bild zu sehen? Drei Teilnehmer des Sommerlagers legen einen Raum des ehemaligen Kesselhauses frei Gedenkstätte Augustaschacht in Gebäuden des früheren Arbeitserziehungslagers (AEL) Ohrbeck in Hasbergen, im Landkreis Osnabrück.
Eskavasi lahanFoto: Yvonne Schymura

Menyukai Arkeologi

"Saya sengaja mencari proyek yang terkait dengan penggalian arkeologi," ujar Aaron yang berusia 17 tahun. Menggunakan sekop, ia mengisi sebuah ember plastik putih dengan tanah yang digalinya. Setelah setelai SMU nanti, ia ingin menjalankan program satu tahun sebagai relawan sosial dan mengumpulkan pengalaman. Menurut temannya, Tina yang berusia 20 tahun. "Semakin menarik lokasinya, semakin banyak pula pengunjungnya, karena orang bisa belajar banyak tentang sejarahnya.“

Di tempat Tina menggali, ditemukan tembok bangunan dari gedung pembakaran, yang pada perang dunia kedua digunakan sebagai rumah. "bahwa ada gedung lain persis di sebelah ruang pompa, baru kami ketahui pada tahun 2011", jelas pemimpin tim Andre Schmalkuche, sambil menunjukkan beberapa foto udara. Di dekat gedung itu, persis di sebelah pagar bekas rumah tahanan terlihat gambar rumah itu.

Grabungsfeld Augustaschacht
Menyaring tanahFoto: Yvonne Schymura

Di bagian belakang lahan ada seseorang yang menemukan ruangan berukuran sedang. „Apakah ini bekas kamar bawah tanah? Tanya Irina yang datang dari Volgoda dengan hati berdebar. Ia baru saja mengantarkan ember putih Daniel ke Anna yang tengah menyaring tanah. "Hingga kini kami baru menemukan serpih-serpih pecahan kaca, sekrup dan beberapa hal lain“, jelas Anna sambil menambahkan pasir pada saringan besar itu. André Schmalkuche memujinya: „memang kelompok ini sangat bersemangat, saya senang dengan apa yang telah dihasilkan."

Grabungsfeld Augustaschacht
Foto: Yvonne Schymura

Pengenalan Budaya

Pengertian diawali dengan pertemuan, begitu moto LSM layanan sosial, ASF. LSM ini setiap tahunnya mengorganisasi 24 kamp musim panas di 13 negara. Kegiatan remaja di kamp-kamp itu bisa termasuk merawat kebun di kawasan Bayonne di Perancis, menyusun acara hiburan bagi pasien di rumah sakit anak-anak di Warsawa Polandia, atau membersihkan kuburan di Moskow, Rusia.

Partisipan berasal dari seluruh dunia, mereka saling berkenalan kemudian bekerja bersama. Bagi yang gemar, bisa seperti Anna dan selama satu tahun menjadi relawan sosial. Setiap tahunnya ASF mengirim sekitar 180 relawan ke berbagai kamp yang berada dalam jaringan internasionalnya. Para relawan itu kemudian memberikan layanan sosial kebutuhan para lanjut usia, penyandang cacat dan berbagai kelompok orang lainnya.

"Akhir pekan lalu kami ke Hamburg dan Bonn", cerita Daniel dari Sankt Petersburg. Parktek kerja hanya merupakan satu bagian dari kegiatan kamp musim panas itu, selebihnya para peserta diharapkan berkenalan dengan peserta lainnya dan juga dengan budaya serta sekelumit sejarah negara tuan rumah.