1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Layanan SPBU Hijau Diperluas di Eropa

25 Januari 2013

Komisi Uni Eropa mendukung pembangunan makin banyak stasiun pengisian bahan bakar hijau. Mobil listrik maupun berbahan gas inovatif, tapi sebagian besar tak bisa menempuh jarak jauh akibat minimnya infrastruktur.

https://p.dw.com/p/17R2Z
Mobil ListrikFoto: dapd

Dalam beberapa tahun ke depan, Komisi Eropa akan terus mendorong pembangunan makin banyak stasiun pengisian ulang energi untuk mobil listrik. Rencana tersebut dikemukakan Komisaris Transportasi Eropa Siim Kallas, hari Kamis (24/01) di Brussel.

Inisiatif yang dilontarkan badan yang bermarkas di Brüssel itu juga menetapkan target bagi setiap negara anggota Uni Eropa untuk menyediakan makin banyak stasiun pengisian bahan bakar gas dan hidrogen hingga tahun 2020. Targetnya, transportasi di Eropa akan semakin sedikit tergantung pada bahan bakar minyak dan memudahkan transisi ke arah teknologi ramah lingkungan.

Sesuai dengan kehendak Komisi Eropa, Jerman kini sudah siap dengan 1937 stasiun pengisian energi untuk mobil listrik. Hingga tahun 2020 akan disediakan hingga 150 ribu sambungan pengisian energi. Namun disebutkan, hanya sepuluh persen saja yang harus terbuka untuk umum.

Ambisi serupa juga ditargetkan ke negara-negara lainnya. Hingga tahun 2020, di Bulgaria, akan ada 7000 unit, sementara untuk Perancis akan tersedia 97.000 unit pengisian energi mobil listrik dari 1600 stasiun pengisian bahan bakar hijau. Demikian keterangan yang disampaikan Komisi Eropa. Di negara-negara ini juga berlaku aturan sama, bahwa sepuluh persennya harus bisa diakses oleh publik.

Massa yang Kritis

Tujuan dari Komisi Eropa menggalakan stasiun pengisian bahan bakar ramah lingkungan adalah : “Untuk menciptakan kelompok massa yang kritis, terkait pentingnya transportasi yang ramah lingkungan. Dengan demikian akan ada tekanan pada industri otomotif untuk memproduksi massal mobil elektronik dengan harga yang terjangkau.“

Erdgasauto als Alternative zum Benzin
Mobil berbahan bakar gas sebagai alternatif bagi mobil listrik dan mobil bermesin konvensional.Foto: BMU / Brigitte Hiss

Bersamaan dengan itu, diharapkan terdapat standar bersama antara negara-negara Eropa Tengah, Skandinavia dan kawasan Laut Tengah untuk alat transmisi listriknya, agar dapat digunakan dimanapun.

Komisi Eropa juga mengusulkan dalam jarak antara 150 sampai 400 km di jalanan utama harus ada stasiun-stasiun pengisian bahan bakar gas bumi dan gas alam cair (LPG). Hal ini dapat meningkatkan jumlah mobil berbahan bakar gas antara 0,5 hingga 5 persen hingga tahun 2020. Untuk pengisian bahan bakar hidrogen negara-negara anggota Uni Eropa harus membangun standar bersama.

Di Jerman saat ini sudah terdapat 840 stasiun pengisian bahan bakar gas, cukup banyak dibanding negara Eropa lainnya. Selain itu, pemerintah Jerman menetapkan target 1 juta mobil listrik hingga tahun 2020.

Pasar macet

Komisaris Transportasi Eropa Kallas mengatakan, pasar untuk kendaraan hijau terpuruk terutama karena terlampau sedikitnya infrastruktur. Di Eropa hanya terdapat 38 stasiun pengisian bahan bakar gas. Padahal seharusnya tersedia pom pengisian bahan bakar tersebut, secara merata pada jarak tertentu di jalan-jalan utama.

Juga target Uni Eropa ditujukan bagi truk pengangjut dan kapal-kapal berbahan bakar gas. Hingga tahun 2020 nantinya kapal-kapal harus dapat mengisi tanki bahan bakarnya dengan gas di pelabuhan-pelabuhan Eropa. Menurut Komisi Eropa, sejauh ini baru pelabuhan di Swedia yang menyediakan infrastruktur semacam itu.

Komisi Transportasi Eropa yang bermarkas di Brussel yakin, bahwa dengan usulan yang mereka ajukan --yang biaya keseluruhan pembangunan infrastruktur pengisian bahan bakar ramah lingkungan mencapai sekitar 10,5 milyar Euro— hasilnya masih akan jauh lebih menguntungkan. Dari pengurangan impor minyak saja hingga tahun 2030, bisa dihemat 2,3 milyar Euro. Menurut Komisi Transportasi tersebut, ongkos perluasan pembangunan infrastruktur itu akan dikenakan pada investor swasta yang terlibat.

AP/AS (dpa, afp)