1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Libya Kutuk Serangan Pasukan Internasional

20 Maret 2011

Usai KTT Libya di Paris, Sabtu sore (19/3), serangan udara pasukan internasional dilancarkan terhadap fasilitas militer Libya. Juru bicara Gaddafi mengutuk serangan sebagai pelanggaran hukum internasional.

https://p.dw.com/p/RAtT
Foto: AP

Serangan udara terhadap Libya dilanjutkan hari Minggu (20/03). Sedikitnya 18 jet tempur AS mengebom target militer di negeri Afrika Utara itu, ujar seorang jurubicara Komando Afrika Utara angkatan bersenjata AS (AFRICOM) di Möhringen, Jerman. Perancis juga kembali mengerahkan pesawat tempurnya. Menurut kalangan militer, pesawat Perancis menyerang panser pasukan Gaddafi hari Minggu pagi (20/03).

Tetapi pasukan penguasa Libya, Muammar el-Gaddafi tampaknya juga melanjutkan serangannya terhadap para pemberontak. Kota Mirata ditembaki dengan artileri, demikian menurut seorang warga.

Perisai manusia

Dari Tripoli dan Benghazi dilaporkan serangan udara yang dilancarkan pada tengah malam dan subuh (20/03). Warga sekitar Benghazi dilaporkan mencari perlindungan di mesjid-mesjid untuk menghindari serangan pasukan pemerintah Libya. Demikian menurut pemancar televisi Al Jaazira. Sebuah pangkalan militer pasukan Gaddafi di dekat kota pelabuhan Misrata rusak terkena serangan.

„Serangan musuh dari udara menembaki target-target sipil", demikian disebutkan televisi pemerintah Libya, dan menayangkan secara live dari lapangan Hijau di Tripoli, di mana sekelompok warga berkumpul di depan pusat militer penguasa Libya, Muamar Gaddafi. Sekretaris Jenderal parlemen Libya, Muhammad Az-Zawi mengatakan Sabtu malam (19/03) bahwa orang-orang berkumpul untuk " melindungi revolusi dan pemimpinnya": „Berkumpulnya orang-orang yang belum pernah sebelumnya dilakukan di negeri ini dan seperti yang anda lihat saat ini, membuktikan bahwa setiap serangan musuh terhadap Libya akan gagal."

Militäreinsatz in Libyen hat begonnen französischer Düsenjäger in Saint Dizier
AU Perancis siapkan jet tempur Rafale di Saint Dizier, Perancis 19.032011.Foto: dapd

Jumlah korban belum jelas

Perisai manusia yang digunakan bagi target militer dan strategis di Libya, merupakan reaksi rezim Gaddafi terhadap serangan pesawat tempur dan roket Perancis, Inggris dan Amerika Serikat yang sejak Sabtu sore (19/03) menghantam ratusan target di pesisir Libya. Pihak aliansi mengatakan, target militerlah yang dibidik. Sedangkan Libya menuding, target sipil yang dibidik. Hari Minggu pagi (20/03), televisi pemerintah menyebut terdapat 48 korban tewas dan 150 orang luka-luka. Sedangkan jurnalis melaporkan, sepanjang jalan strategis antara Benghazi dan Ajdabiya terlihat kendaraan militer dan sedikitnya 14 orang tewas.

Muhammad az-Zawi Sabtu malam (19/03) mengatakan: „Pernyataan bahwa serangan musuh ini akan melindungi warga sipil tidak terbukti melalui peristiwa yang terjadi pada malam ini. Banyak warga sipil cedera, rumah-rumah sakit membludak, mobil-mobil penyelamat masih beroperasi. Tidak ada maaf untuk serangan barbar ini."

Libyen 20.03.2011
Tentara pemerintah Libya di komplex Muammar Gadhafi, Bab Al Azizia Tripoli, Libya, 19.03. 2011.Foto: AP

Penduduk kembali ke Benghazi

Libya menerima resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut agar pasukan Gaddafi menghentikan aksi militernya terhadap milisi bersenjata, dan mendesak PBB untuk mengirimkan pengamat yang memeriksa genjatan senjata, tambah az-Zawi. Setiap kata yang diucapkannya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris agar pers internasional dapat mencatatnya.

Sementara itu, pihak perlawanan secara teratur mengirimkan laporan lewat telpon kepada stasiun pemancar TV Al Jazeera dan Al Arabiya. Dikatakan bahwa pasukan Gaddafi berhasil dipukul mundur di Misrata, di mana penduduk masih terisolasi dari berbagai pasokan kebutuhan sehari-hari. Sama halnya dengan Benghazi, kota pusat perlawanan.

Esther Saoub/Christa Saloh

Editor: Marjory Linardy